Kumpulan Cerpen dan Fanfict dari fans Fans JKT48 @story_48

Dia adalah

Cerpen Sinka JKT48  

Dia adalah


Pagi itu matahari masih malu-malu untuk memancarkan sinarnya walaupun ini sudah pukul 6 pagi,karena masi tertutup oleh awan hitam yang menyelimuti pinggiran kota Jakarta,dengan lalu lalang kendaraan,kebisingan suara klakson,kemacetan yang menyempit,sampah yang semakin lama-semakin menggunung di daerah bantaran kali Ciliwung sudah menjadi pemandangan keseharian daerah ibu kota ini.Namaku Fauzan Firdaus,teman-temanku biasa memanggilku Fauzan,aku sekolah di SMA Negeri 23 Jakarta,itu adalah sekolah yang terkenal di daerah ini,Jam menunjukan pukul 06.00 aku langsung mengeluarkan motorku kesayanganku dan segera berangkat kesekolah tak lupa untuk berpamitan kepada Ibu dan neneku karena ayahku sudah berangkat bekerja dan saat aku keluar dari gerbang rumahku tiba2 ada yang memanggil namaku "Zan,, Woy" teriak seseorang yang tak asing bagiku "Ah elu gi, ade ape gak sekolah lu?" tanyaku pada seseorang itu,Ya! Dia Egi dia adalah sahabatku yang juga satu sekolah denganku "motorku bannya bocor,gue nebeng lu ya" ucapnya memelas "ya udah cepet naik keburu macet ni di jalan" ajaku, Egi pun lekas naik ke motorku dan saat di persimpangan aku bertemu dengan temanku yang lainnya "eh bung,baru berangkat"? Tanya sandya yang merupakan teman dekatku juga "iya nih, ayo berangkat keburu macet" ajaku "okee" jawabnya singkat.Kami pun bergegas berangkat kesekolahku yang agak jauh,melintasi kerumunan kota Jakarta,tapi pagi ini lumayan lengang, "Kau tahu Monas itu?" Tanya Egi sambil menunjuk kearah Monas karena memang jalan kesekolahku melewati Monas "ya'elah anak kecil juga tahu,"jawabku spontan "memang,lihat disini Monas adalah menara yang paling tinggi,seakan semua orang mengenalnya,tapi diluar negeri itu adalah menara yang paling rendah,jauh dibandingkan dengan tingginya menara Pisa dan Menara Eiffel"ucapnya bagaikan seorang pepatah "maksut lu apa'an" tanyaku " gini bro,jika kita menjadi orang yang hebat di Negara kita,kita masih tetap menjadi orang yang bodoh di Negara orang lain,jadi kita harus berusaha bukan hanya hebat di Negara kita tetapi juga dinegara orang lain agar dunia bisa tahu siapa kita" ucapnya "hmm, gue ngerti kita harus tetep berjuang dan berusaha agar semua orang bisa tahu kemampuan kita,lo mau kan jadi partner gue," tanyaku "OK,emang kita udah partner dari dulu, elu aja yang bego'" ledeknya "haha,bener lu, kita berdua udah kaya Bill Gates dan Paul Allen haha" jawabku "haha bener dah lu" jawabnya.Memang aku dan Egi sudah sangat akrab bahkan kami berdua memiliki impian agar bisa menjadi seperti Bill Gates dan rekannya Paul Allen menjadi seorang Programmer yang handal agar bisa dikenal dunia,memang belum banyak yang kami lakukan setidaknya kami sudah memiliki Website sendiri dan kami juga sudah memiliki System Operasi besutan kami sendiri dengan nama The Last Cyber atau biasa disingkat Laster ya memang belum banyak orang yang tahu tapi setidaknya kami akan terus mengembangkannya,kami belajar semua itu hanya dengan panduan Internet,karena memang kami sekolah di SMA mengambil jurusan IPA karena disamping teknologi aku juga tertarik dengan dunia Astronomi.Setelah 20 menit di perjalanan kami sampai di Sekolah yang cukup megah ini, aku langsung menuju parkiran untuk memparkirkan motorku tiba-tiba ada seorang cewek yang menghampiriku dan tiba-tiba merengkul sebelah tanganku "eh, apaan sih lo" ucapku pada cewek itu "ih,kok gitu sih yang, oh ya nanti sore tmenin aku ke mall ya, ya"ucapnya yang ternyata dia adalah Acha yang merupakan Primadona di sekolah ini,tapi ntah kenapa aku tidak tertarik sedikitpun dengannya "ah gue sibuk" jawabku ketus langsung meninggalkannya "eh sayang-sayang ih kok gitu" rengeknya "sayang-sayang mbahmu peang, cocok dah lo dimasukin ke Arkham Asylum" gumamku "Eh Zan ngapa lu sia-sia in tu cewek.Banyak

dah yang ngejar-ngejar dia" ucap Egi karena memang dari awal masuk sekolah ini dia sudah jatuh hati dengan Acha sampai kami sekarang sudah menginjak kelas XI "eh kalo lo suka sama dia,gua bantu dah gak bohong gue" ucapku "gak usah lah,cukup lo kasih gue Game COD GHOST elu udah seneng gue haha" ledeknya sambil berlari meninggalkanku.Setibanya di kelas suasana sudah cukup ramai ada geng ibu2 yang lagi ngerumpi,ada geng kutu buku yang lagi baca buku,dan ada juga geng bego' yang kerjaannya Cuma dempul muka ama rata'in rambut " Eh Fauzan udah dateng" teriak histeris Ikha teman satu kelasku "iya-iya" jawabku datar dan langsung menuju mejaku "eh Zan keluar yok, jenuh disini" ucap sandya "Ayoo lah" kami berdua pun keluar kelas disusul dengan 3 temanku lainnya.Kami melihat pemandangan pekarangan sekolah yang indah ini dari depan kelasku, yang memang berada di lantai 2.Dan tiba-tiba ada seseorang yang menjewer telingaku "kalian..disuruh masuk kekelas malah bengong disini ayo cepet masuk" ucap seseorang guru "i..iya bu" kami langsung berlari untuk memasuki kelas,ternyata Bell udah berbunyi beberapa menit yang lalu Karena tadi lagi asik-asiknya jadi gak kerasa.Jam pejaran pertama dimulai dengan pelajaran Matematika dengan Ibu Yoti yang juga merupakan wali kelasku,tiba2 terdengar suara jejak kaki yang perlahan mendekat dan masuk kedalam kelasku yang merupakan kelas XI.1, dan ternyata itu adalah kepala sekolahku dengan membawa seseorang siswi baru,banyak terdengar suara seperti ledekan ataupun ekspresi jijik ketika siswa lain melihat Siswi baru itu. "anak-anak ini ada siswi baru semoga kalian bisa menerimanya dengan baik' ucap kepala sekolahku "baiklah nak, sekarang perkenalkan dirimu"sambungnya "perkenalkan nama saya Sinka Juliani semoga kalian bisa menerima saya disini" ucapnya dengan nada halus serta pelan.Kemudian setelah mendengar perkenalan siswi itu kepala sekolah lekas pergi meninggalkan kelasku. "Huuuuuuu.." ejek seluruh siswa yang membuat siswi itu tertunduk sedih "lo gak pantas sekolah disini,malu"in" sambung seorang siswa lainnya.Aku hanya terdiam melihat ke wajah siswi itu "murid-murid kalian gak boleh seperti itu,kita harus menghargai kelebihan serta kekurangannya, gak ada yang istimewa dari kalian,jadi jangan membangakan diri sendiri kalian semua sama" ucap ibu guruku dengan agak emosi "udah bu,enggak apa-apa" ucap siswi itu pelan. "baiklah Sinka sekarang kamu duduk di meja itu" ucapnya sambil menunjuk meja paling depan deret 3. "baik bu" ucapnya pelan "hmmm.kasian gadis itu pasti dia gak bakal punya teman" gumamku,ntah kenapa aku kasihan melihat gadis itu,sepertinya dia adalah gadis yang cerdas terlihat dari sudut pandang matanya,dia berbeda dari semua gadis yang pernah aku lihat,dia juga cantik menurutku ya walaupun.... "jiaah, dasar gadis korengan haha" ejek salah satu siswa lainnya, Yap! That's Right, gadis itu memiliki bekas luka bakar di bagian

wajahnya sebelah kiri,bisa dibilang dia seperti Harvey Dent. "kenape lo diam aja" Tanya Egi "ah enggak-enggak apa kok gak usah khawatir"balasku "Baiklah anak-anak sekarang ibu memutuskan untuk memindah tempat duduk kalian dengan urutan PA-PI

(PA = laki-laki,PI = perempuan).Ibu Yoti mengatur seluruh tempat duduk kami dengan urutan PA-PI. "Fauzan kamu duduk didepan dengan Sinka"

ucap Ibu Yoti "ibu gak adil, Fauzan sama saya aja bu, please ya" rengek Ikha "gak boleh biar ibu yang tentuin" jawabnya.Ya memang akhir-akhir ini Ikha bersama geng nya sering sekali mengejar- ngejarku ntah apa salahku,atau memang salahku adalah aku terlalu tampan,haha.Secara perlahan aku memasukan semua bukuku kedalam tas "ya partner gue pindah gimana mau contek-contekan" ucap Egi "santai bung,masih tetep dekat kok haha" ucapku langsung bergegas menuju meja yang ditentukan ibu Yoti.Aku lihat Sinka masih tetep diam,dan terkadang tersenyum itu semua bukan karena dia gila itu semua karena dia sedang membaca sebuah novel ntah novel apa itu,sampai-sampai dia tidak sadar kalau aku sudah ada disampingnya.Terkadang aku mencuri-curi pandang dengan melihatnya dari sudut kanan, "ternyata benar dugaanku, kau memang gadis yang cantik,aku yakin kalau saja kau tidak memiliki bekas luka itu pasti kau akan menjadi primadona di sekolah ini.Dia tetap saja diam,serius membaca novel itu. "gadis yang tegar,kau masih tetap bisa tersenyum walaupun sudah seperti ini" gumamku.Tak lama kemudian Sinka pun memasukan Novel tsb kedalam tasnya dan tanpa sengaja dia menoleh kearahku "Hai.. kenalin aku Fauzan Firdaus, kamu bisa panggil aku Fauzan" ucapku sambil mengulurkan tanganku "hmm.. aku Sinka Juliani" jawabnya dengan nada pelan.Tak terasa bell istirahatpun berbunyi,semua siswa keluar meninggalkan kelas hanya sekedar untuk mengisi perut ataupun cuci mata di taman belakang sekolah. "Eh Sin,nggak ke kantin"? Tanyaku "enggak deh, aku bawa bekal kok" jawabnya "oh, okee" jawabku langsung meninggalkannya dan lekas kantin bersama teman-temanku.Setibanya di kantin "pesen apa broo?" Tanya faisal yang juga merupakan teman dekatku "Gue Mie Ayam campur Bakso terus minumnya jus jeruk," jawabku "okeee juga" balas egi "gue juga dah" balas teman-temanku yang lainnya. "Eh sayang kamu pesen apa? Aku duduk deket kamu ya,aku traktir deh" ucap Acha "udahlah Cha jangan ganggu gue lagi" balasku spontan sambil pergi meninggalkan kantin "eh Bung gimana pesenan lo," ucap sandya "gak jadi,ilang nafsu makan gue," balasku "okee bung" jawab sandya "ihhh,, sayang kebiasaan deh pergi gak ngajak-ajak" rengek Acha "yuk sama aku aja" ajak sandya pada Acha "ogaaaah" balas Acha sambil pergi meninggalkan kantin.Saat aku akan masuk kedalam kelas,aku melihat Sinka berdiri sendirian di samping kelasku sambil melihat pemandangan di lantai bawah "sudah kuduga tidak ada teman yang mau main dengannya" gumamku dalam hati.Tiba-tiba timbul rasa kasihanku terhadapnya,apa aku harus menemaninya,bagaimana jika dia menolak? Ah sudahlah, begitu banyak pertanyaan yang muncul dibenaku dan akupun langsung menghampirinya. "Hei sendirian aja" tanyaku basa-basi "ehmm iya" jawabnya singkat.Aku mulai putus asa dengan sikapnya tadi "kamu gak kekantin?" sambungnya, tak kusangka dia akan menanyakan hal itu. "ah enggak,aku gak laper kok" balasku "kamu udah makan?" tanyaku bingung, jelas saja dia sudah makan diakan tadi bawa bekal, ga tahu kenapa gue jadi salah tingkah jika dekat dengan nya "udah kok" balasnya singkat lagi.Tiba-tiba aku punya ide bagus,kenapa gak gue ajak ni orang ke taman ya! Mana tahu bisa membuat Acha menjauhiku "eh ketaman yuuk!" ajaku "aku malu..." jawabnya "kenapa harus malu, ayolah ada aku disampingmu" ajaku memaksa "ehmm..Tapi.." dia menggantung kata- katanya.Dan akupun langsung menarik tanganya yang halus itu menuju taman.Di perjalanan ke taman aku mendengar banyak sekali yang mengolok-olok Sinka tapi Sinka hanya diam "kamu gak usah peduli'in mereka,anggap aja hanya ada kita berdua disini" ucapku seraya memberi semangat,aku memang tidak biasanya bisa dekat dengan wanita senyaman ini,aku bukan orang yang cerdas,sangat jauh jika dibandingkan dengan Albert Einstein,aku juga bukan Playboy, sebenarnya aku hanya seorang biasa saja.Sesampainya ditaman kami berdiri di sebuah jembatan dengan melihat pemandangan yang sangat indah,pohon-pohon tumbuh subur,bunga- bunga bermekaran,gemercik air yang mengalir dan kicauan burung yang menambah kenyamanan di taman ini "gimana indah kan.." tanyaku "iya indah banget, sejuk banget disini,aku gak nyangka kalo di Jakarta yang sangat berpolusi masih ada tempat yang sesejuk ini" jawabnya dengan senyuman seakan dia

melepas semua masalahnya,senyum itu, ya dia sungguh menawan dengan senyuman itu "dulu aku sering banget disini.. kalau lagi pingin sendiri" jawabku Sinka hanya tersenyum simpul.Aku dan sinka saling bercerita tentang kepribadian kami masing- masing dan tak kusangka dia juga hobi bermain game dia sangat suka dengan game The Sims 3 sama sepertiku.Dan disamping itu semua dia juga menceritakan kenapa dia bisa

mendapat luka bakar di wajahnya,ternyata waktu itu dia menginap dirumah neneknya,dan rumah neneknya terbakar ntah apa penyebabnya,memang tidak ada korban jiwa tapi saat Sinka ingin berlari keluar tak sengaja ada suatu balok terbakar yang menimpanya,dan sejak Sinka mendapat luka ini semua temannya menjauh,tidak ada yang mendekatinya lagi sampai sekarang,Sinka menceritakanya panjang sekali "Aku masih bersyukur kepada Allah,aku masih diberi kehidupan walaupun wajahku seperti ini,aku masih diberi kesehatan dan aku sudah berjanji pada ibuku aku tidak akan

mengeluh" ucapnya dengan tersenyum sambil menatap 2 ekor burung merpati yang saling bersaut-sautan.Jujur aku sungguh merasa terhormat bisa mendengar semua keluhannya dan aku akan berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan selalu menemaninya. "hmmm.. kamu adalah gadis terkuat yang pernah aku kenal… emmm BTW apa yang kamu lihat"tanyaku "tidak juga kok, aku… aku melihat melihat 2 burung merpati itu"balasnya tersenyum sambil tetap melihat 2 burung merpati itu "kenapa?" tanyaku penasaran "ada orang bilang burung merpati merupakan lambang kasih sayang,dan rasa cinta terhadap seseorang bagaimana menurumu?" tanyanya "hmm.. itu benar! kurasa itu benar karena burung merpati hanya mempunyai 1 pasangan seumur hidup mereka.. dan burung merpati tidak pernah meninggalkan pasanganya sendirian kan" balasku.Tak terasa sudah 25 menit aku menghabiskan waktu ditaman ini bersama Sinka.Kami pun memutuskan untuk masuk kedalam kelas kami karena memang bell sudah berbunyi.Jam terakhir kami pun belajar KIMIA yang merupakan pelajaran paling aku benci ya memang KIMIA merupakan bagian dari jurusanku IPA yang semestinya aku harus menguasainya tapi tetap saja aku sama sekali tidak menyukainya.Tapi itu berubah sejak ada Sinka, ntah kenapa aku menjadi menyukai pelajaran ini karena memang Sinka juga menyukainya dan dia sering membantuku jika aku tidak paham, ya

itu sungguh indah.Bell pulang pun berbunyi semua siswa berlari meningglkan kelas.Akupun berjalan keluar kelas beriringan dengan Sinka "pulang naik apa?" tanyaku "aku dijemput ayahku kok.. eh itu ayahku aku pulang duluan ya" ucap Sinka sambil pergi meninggalkanku "hati-hati" teriaku.Ayahnya menjemputnya dengan sebuah mobil yang mewah yang berharga ratusan juta berwarna hitam,sudah pasti dia anak orang kaya. "cieee.. yang lagi kasmaran" ledek Rico,sandya,faisal,dan egi, "ah enggak biasa aja kali"jawabku "udah jujur aja kalo lo suka sama Sinka gue bantu deh" tambah egi "gue bakal selalu dukung lo walaupun secantik atau sejelek apapun pacar lo" tambah faisal "ya udahlah gue hargai thank's kawan.. ya udah pulang yuk" ajakku "okeee" jawab mereka.Hampir setiap hari kami merasakan sesak seluk beluk kota Jakarta tapi ntah kenapa akhir-akhir ini menjadi agak lengang. "Sesampainya dirumah setelah makan,sholat, akupun langsung menuju kamarku untuk melepas penat.Ga tahu kenapa aku jadi kepikiran Sinka terus senyumnya,tawanya,,ntah lah,,aku langsung memejamkan mataku sambil mencantelkan earphone di telingaku. Pagi harinya aku sangat bersemangat sekali untuk berangkat kesekolah untuk bertemu dengan Sinka setelah sarapan akupun langsung berangkat dan sudah ada egi didepan rumahku tapi kali ini dia memakai motornya sendiri "berangkat?" Tanya egi "ayoo lah mumpung masih pagi" balasku.Di perjalanan gue memiliki rencana yang cemerlang, gue bakal beli bunga mawar merah dan gue bakal taruh di lokernya,biar terkesan pengagum rahasia gitu,,haha setibanya di toko bunga aku langsung memesan bunga mawar merah dan lekas melanjutkan perjalanan kesekolah "cieeee mau buat Sinka itu kayaknya" ledek egi "ah mau tahu aja lu" jawabku spontan.Setibanya di sekolah aku langsung menuju kelantai dasar dan mencari loker Sinka yang letaknya tidak jauh dari lokerku dan menyelipkan bunga itu kedalam lokernya.Ya memang, tidak ada yang tahu karena susasana sekolah masih sangat sepi. Jam pelajaran pertama pun dimulai di awali dengan pelajaran Fisika, dengan sedikit materi dan tugas yang menumpuk dan harus dikerjakan sekarang "Ah dasar guru gila! Ngasih tugas gak karuan gini" keluhku sambil menutup wajahku dengan buku "udah lah kerjain aja itu juga buat kebaikan kita" ucap Sinka lembut seperti biasanya. "Eh kamu tahu gak? Tadi ada bunga mawar merah dilokerku siapa ya yang naruh disana" tanyanya "haha itu mungkin pengagum rahasia kamu tuh.." ledekku "ih pengagum rahasia apaan.. heheh tapi aku suka bunganya kok..." tanyanya "hmmm syukurlah dia menyukainya" gumamku dalam hati "kok dieem, ya udah aku bantu ngerjai'in tugasnya" pintanya "beneran!" tanyaku Sinka hanya tersenyum dan langsung mengajariku walau terkadang kita saling bercanda padahal kita selalu saling bicara. Dan tanpa sengaja Sinka memegang tanganku sambil terus mengajariku aku terus memandanginya "Sinka kamu memang cantik, walaupun wajahmu memiliki bekas luka yang cukup parah tapi dimataku kamu tetap wanita yang tercantik yang pernah aku lihat, bukan hanya

wajahmu yang cantik tapi hatimu lebih dari itu kamu istimewa Sinka, mungkin aku menyukaimu dari hatimu dan semua yang ada dalam dirimu dan aku ingin sekali mengucapkan bahwa aku sungguh sangat mencin…" "nih udah siap" ucapnya "makasih yaaa" balasku padanya dia hanya membalas dengan sebuah senyuman yang seperti biasanya. * Pagi ini seperti biasa aku sangat semangat sekali untuk pergi kesekolah hanya untuk bertemu dengan wanita yang aku cinta Sinka.Tak lupa aku selalu mampir setiap pagi ke toko bunga ini "cieee ini pasti buat pacarnya ya romantis banget hehe" ucap seorang penjual bunga itu yang aku tahu namanya adalah kak yofi "ah kakak tahu aja.. makasih kak" balasku langsung meninggalkan toko bunga itu.Memang ini sudah ke 15 kalinya aku setiap pagi selalu membeli setangkai bunga mawar untuk kuselipkan di lokernya Sinka.Tanpa sepengetahuan Sinka, memang dia selalu bertanya-tanya siapa yang mengirimnya? Setibanya di sekolah pelajaran pertamapun di mulai dan tanpa terasa bell istirahatpun berbunyi "kamu gak kekantin?" tanyaku pada Sinka "enggak udah kamu duluan aja" seperti biasa dia tidak pernah kekantin,Tapi kali ini aku memaksanya "ayo lah kamu pasti laparkan, lagian kamu gak bawa bekal, nanti kamu sakit" ajaku khawatir "t…tapi" ucapnya terbata-bata "tapi apa? Tenang aku traktir" setibanya di kantin kami segera memesan makanan dan lekas duduk di meja kosong dan tak lama kemudian pesanan kami datang. "dasar cewek korengan jadi gak nafsu makan,deh gue" ejek para pengunjung kantin sambil meninggalkan kantin "udah gak usah dipeduli'in" ucapku pada Sinka "iyaa aku udah biasa kok" balasnya sedih "Zan...?" tanyanya "iya? Ada apa?" balasku "kamu enggak jijik makan di depan aku?" tanyanya "hmm Sinka, gak ada satupun alasan buat aku jijik sama kamu.. aku seneng kok deket kamu" ucapku "makasih yaa kamu sudah mau jadi teman aku" balasnya.Aku hanya tersenyum simpul "teman? hanya itu kah yang bisa kamu berikan Sinka" gumamku dalam hati.Setelah kami selesai makan tiba-tiba ada sebuah pengumuman bahwa 7 hari lagi ada pesta dansa untuk memperingati ulang tahun sekolah ini, dan di wajibkan setiap seorang siswa mencari seorang pasangan siswinya untuk di pesta dansa. "Eh Zan... kamu jadi pasangan aku ya di pesta dansa dari pada kamu sama cewek ini" ucap Ikha dan Acha yang datang bersamaan dengan geng nya. "Maaf aku sudah punya pasangan dan Sinka lah pasanganku... ayo kita pergi Sin" jawabku spontan, "tadi kamu ngomong gitu cuma mau ngelak sama cewek itu tadi kan?" Tanya Sinka "hmmm.. enggak juga sih, aku emang pingin jadi pasanganmu di pesta dansa kamu mau kan?" balasku gemetar "hmmm aku mau kok" balasnya dengan senyuman "T...tapi" aku menggantung kata-kataku "tapi apa?" Tanya Sinka penasaran "aku gak bisa dansa hehe" ucapku tertunduk lesu "ih... kamu lucu banget deh,akan aku ajari kok" balasnya sambil mencubit pipiku "aww..beneran nih" ucapku semangat Sinka hanya mengangguk lucu dengan senyumannya.Bell pulangpun berbunyi seperti biasa aku bersama-temanku menuju parkiran untuk mengambil motor dan lekas pulang.Di Halte depan gerbang aku melihat Sinka sendirian sambil memegang handphone

nya. "eh kalian duluan ya" ucapku pada teman- temanku "iya-iya kita ngerti kok pasti mau jalan ama Sinka kan haha... ya udah kita duluan Zan baik-baik ya" ledek mereka sambil meninggalkanku.Cuaca hari ini memang agak mendung "semoga tidak turun hujan" ucapku dan langsung mengambil motorku dan menuju halte depan sekolah untuk menghampiri Sinka. "Pulang naik apa, aku anter yuk" ajaku "hmm.. lagi ningguin papa aku, gak usah deh, makasih aku udah terlalu banyak ngerepotin kamu" balasnya "hmmm.. kalau kamu gak mau aku anter setidaknya bolehkan aku menemanimu sampai papamu menjemputmu?" "baiklah jika itu tidak merepotkanmu"

Aku langsung turun dari motor dan berdiri disampingnya.Tak lama kemudian hujan mulai turun "ah sial! Kenapa harus hujan sih" gerutuku "hehe... kenapa? Gak suka hujan ya" tanyanya "ya begitulah! Kenapa harus ada hujan di hari yang cerah ini" "aku suka hujan!" "kenapa? Bukankah semua orang itu tidak suka hujan,bahkan orang-orang berlarian untuk menghindari hujan,tidak seperti matahari yang dinantikan kehadirannya oleh setiap umat manusia" "memang, tapi suara hujan bisa membuat hatiku tenang,hujan bisa menghilangkan semua kesedihan yang aku rasa dan semua beban yang semuanya ada di benakku,dan suara hujan yang jatuh bisa menghilangkan semua keheningan kesendirian yang aku rasa.Aku akan selalu tersenyum jika aku melihat hujan" ucap Sinka dengan hujan yang semakin lama semakin deras. "Aku janji, aku tak akan membiarkanmu sendirian lagi dan aku akan selalu ada dimanapun engkau berada" Sinka menoleh kepadaku dengan mata yang mengembun air mata yang siap untuk jatuh "kau janji" Aku hanya tersenyum. "kau tahu? Aku ingin sekali bertemu dengan seseorang yang setiap pagi memberikan bunga mawar merah di loker ku, aku akan sangat berterimkasih kepadanya" "jika sudah saatnya pasti kamu akan tahu kok" balasku.Hujanpun perlahan mulai reda dan dari jauh terlihat sebuah mobil mewah yang kemarin aku lihat Ya! Itu mobil papanya Sinka. "itu papa aku.. makasih ya udah temenin aku" "iya sama2" balasku sambil melihat mobil itu yang semakin lama-semakin menjauh dan hilang.Akupun menuju motorku dan langsung bergegas pulang. Pagi ini aku jalani seperti biasa dengan penuh semangat aku pun berangkat sekolah seperti biasanya tanpa lupa membeli setangkai bunga untuk Sinka.Setibanya di sekolah setelah ku menyelipkan bunga itu ke lokernya Sinka aku langsung menuju ke kelasku.Tapi sepertinya ada yang beda, tidak

biasanya Sinka jam segini belum hadir apalagi ini pelajaran favoritnya.Aku mulai gelisah "ngapa Zan kok bingung" tanya egi "enggak, Sinka kenapa ya gak dateng?" balasku "mungkin dia ada halangan kali" "mungkin iya" aku ambil positive thinking nya aja, mungkin Sinka ada halangan hadir,kalau sakit? Ah jelas itu tidak mungkin jelas-jelas saja kemarin dia sehat. Tanpa terasa sudah 6 hari Sinka tidak masuk sekolah,dari keterangan yang aku dapat dia izin keluar Negri ntah apa alasanya aku tidak

tahu tapi yang jelas aku sangat merindukannya. Di pagi hari yang cerah ini tepatnya hari sabtu aku sangat tidak bersemangat kesekolah,tidak seperti biasanya.Aku mengendarai motorku pelan,sejak kepergian Sinka aku sudah sangat jarang membeli bunga mawar lagi, karena percuma aku tidak bisa melihat ekspresi wajah senangnya.Ntah sudah berapa bunga mawar yang ada di lokernya,mungkin sudah hancur,sehancur hatiku saat ini.Setibanya di parkiran aku langsung memparkirkan motorku dan berjalan lesu menuju kelasku "eh sayang cewek itu kan udah pergi, kamu

jadi pasangan aku aja ya di pesta dansa nanti malam" ajak Acha sambil merangkul tangan kananku "udah lah Cha, jangan ganggu aku lagi" jawabku lesu dan pergi meninggalkan Acha "ih kamu kenapa sih? Kok jadi lemes gitu, gak kaya biasanya" ucap Acha.Setibanya di kelas aku melihat meja sebelahku yang mulai berdebu,karena sudah hampir 7 hari tak pernah di pakai lagi,tiba-tiba egi duduk di sebelahku "ngapain lo duduk disini" "yaelah gue mau temenin lo sudah seharusnya kan gue harus semangatin partner gue jika sedang sedih haha" "thank's kawan" ucapku sambil pergi meninggalkan kelas karena aku masih ingin sendiri, dan kulihat teman-temanku memahami kemauanku.Ya! memang hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar karena semuanya sedang sibuk untuk acara nanti malam.Aku memutuskan untuk pergi ketaman tempat yang biasanya aku dan Sinka menghabiskan waktu bersama,Aku berdiri di sebuah jembatan yang merupakan tempat favoritku dan Sinka.Perlahan aku mulai mengingat awal pertemuan kami,perkenalan kami,dan aku masih sangat mengingat kala dia membantuku mengerjakan tugas KIMIA semuanya aku ingat tentangnya. "Aku menyayangimu Sinka,Aku mencintaimu" ucapku dalam hati.Untuk masalah pasangan pesta dansa, aku tak akan memikirkannya aku akan tetap bersamanya aku akan tetap menunggunya.Tak terasapun rintik-rintik hujan mulai turun dan semua pengunjung taman mulai berlarian mencari tempat untuk berteduh.Akupun tersenyum di bawah guyuran hujan yang tidak terlalu deras "kau benar Sinka, hujan bisa membawa pergi semua kesedihanku dan kurasa, aku juga suka hujan" Di malam harinya aku sudah bersiap-siap untuk ke pesta dansa dengan memakai Tuxedo "Zan" dah siap belum..?" teriak suara sandya dari depan rumahku,kemudian aku mengeluarkan motorku aku melihat mereka semua bersama pasangannya masing-masing

yang kuduga merupakan pacarnya,faisal dengan Via, sandya dengan Nadila, rico dengan yupi, dan egi dengan ve. "Cieee kayaknya Fauzan bakal sama Acha nanti" ejek via "hmmm,, dansa sama tembok deh gue" ucapku dengan kurang bersemangat "Hahaha,, udah ayo berangkat" ucap faisal. "Okeee" jawab mereka serempak, kami semua pun berangkat tak lupa aku berpamitan dengan ke 2 orang tuaku dan juga dengan nenek dan kakekku.Sesampainya disana kami melihat sekeliling,Dekorasinya sangat megah berbeda sekali dengan biasanya.Kemudian untuk setiap siswa-siswi seluruhnya telah berkumpul di lapangan upacara,karena memang sudah di dekor seindah mungkin,banyak lampu disana-sini,banyak makanan,minuman,yang aku tahu semuanya bahagia disini kecuali aku,kepala sekolah pun memberikan kata sambutan, pengarahan yang menurutku itu sangat membosankan setelah itu kepala sekolah juga mengundang seluruh guru-guru bersama pasangannya masing-masing. Jam menunjukan pukul 21.00 pesta dansa pun

dimulai, dengan diringi sebuah alunan instrument yang sangat indah semua siswa-siswi mulai berdansa dengan indah,tiba-tiba semua siswa terdiam,dan memberi jalan kepada seseorang yang lewat di hadapannya, hingga semua siswa memberi jalan dan berhenti tepat di hadapanku,aku bingung karena semua siswa melihat kearahku dan kembali lagi melihat ke arah gadis itu,dia sangat cantik dengan memakai gaun berwarna biru tua,terdengar banyak pujian yang di lontarkan siswa lainnya yang menganggap bahwa dia sangat cantik, aku hanya terdiam melihatnya.Kini aku bisa melihatnya dengan jelas,karena memang jarak ku dan dia hanya beberapa meter saja,dan mendekat,semakin mendekat,hingga dia benar-benar ada di depan mataku sekarang,perasaan itu pun muncul lagi,perasaan yang hanya muncul jika aku bersama Sinka saja.Semua mata tertuju padaku,keringat dingin mulai membanjiri tubuhku bagaikan sungai yang mengalir dengan derasnya,jantungku berdegup kencang "Apa dia Sinka,tapi"… gadis itu pun mendekat kearahku "Sinka!" ucapku spontan pada gadis itu.Terdengar suara siswa yang lainya mengatakan "apa dia Sinka?, Sinka cantik banget" ntah lah sangat banyak kata-kata yang terlontar dari mulut mereka.Gadis itu masih tetap diam sambil memandang mataku dalam-dalam "Kamu Sinka kan?" tanyaku lagi, karena aku yakin, hanya Sinka yang memiliki tatapan seperti itu, Gadis itupun menunduk "Iya, aku Sinka... Maaf ya kamu sudah menunggu lama" jawabnya dengan senyuman yang sangat aku rindukan,tanpa sadar aku langsung memeluknya dengan sangat erat seakan aku tak ingin melepasnya

dengan air mataku yang mengalir,Sinka membalas pelukanku "aku merindukanmu" ucap Sinka dengan air mata yang juga mengalir membanjiri pundaku "aku juga merindukanmu Sinka"

aku terus memeluknya.Akupun melepaskan pelukanku sambil mengusap air matanya yang sebelah kiri,sekaligus aku memegang pipinya yang halus, karena saat itu dia memiliki luka bakar di wajahnya bagian kiri.Sinka juga memegang tanganku di wajahnya "maafkan aku,aku tidak sanggup memberti tahumu bahwa aku akan pergi ke Singapura untuk menjalani pengobatan di wajahku" jawabnya lemah "iya.. gak papa kok, yang penting kamu udah disini sekarang" "benarkan kataku kalau kamu itu sangat cantik" kataku "hmmm kamu ini".Kemudian Alunan Instrument terus berjalan, kami semua pun berdansa di bawah sinar rembulan yang di iringi dengan bintang-bintang. "ayo kita dansa" ajaknya "kau tahu kan! Aku masih belum bisa berdansa" jawabku lemah "hmmm,, akan aku ajarkan" Sinka pun menyuruhku memegang pinggulnya sedangkan dia merangkulkan tangannya di pundaku, kami berdansa dengan perlahan hingga aku mahir melakukannya.Akupun berhenti berdansa "kenapa kamu sakit?" Tanya Sinka khawatir "hmm, tidak aku mau ngomong sesuatu sama kamu,tapi bukan disini" "ketaman yuk.. aku sudah merindukan tempat itu" ajaknya.Aku hanya mengangguk, Setibanya ditaman kami menuju tempat biasa dimana kami dulu sering bersama, ya diatas jembatan yang tersimpan seribu kenangan itu. "wah, kalau malam indah banget ya.. kangen banget sama tempat ini" ucap Sinka." Taman ini juga merindukanmu Sinka

sudah hampir 7 hari dia tidak melihat senyumu lagi. "Benarkah? oh iya apa yang mau kamu omongin tadi" ucapnya.Aku menarik nafas dalam-dalam "Sinka..aku cinta kamu" ucapku dengan menunduk "maksud kamu?" tanyanya "iya, aku udah suka sama kamu sejak dulu, sejak saat pertama kali aku melihatmu, aku tahu kau berbeda dengan wanita lain yang aku kenal, aku merasa sangat nyaman berada didekatmu,aku gak mau kehilangan kamu Sinka." Sinka hanya terdiam 1000 bahasa "kau pernah bertanya-tanya siapa yang setiap pagi selalu menyelipkan bunga mawar merah itukan? Itu aku, aku tidak berani memberikannya secara langsung kepadamu" Tiba-tiba Sinka memeluku sambil menangis.aku membalas pelukannya. "Terimakasih atas semua yang kamu berikan padaku, kau tahu,kau adalah orang yang pertamakali aku kenal di sekolah ini,kau juga satu-satunya teman terbaiku, aku juga mencintaimu Zan, sejak pertamakali aku melihatmu, aku takut mengungkapkannya padamu,aku menyayangimu selamanya" Akupun melepas pelukannya "kamu mau kan jadi pacarku?" pintaku Sinka hanya mengangguk dengan senyumnya dan kembali memeluku, "Aku bersyukur ternyata cintaku,tidak bertepuk sebelah tangan,terimakasih Sinka" "Oh iya, ada orang bilang tempat paling aman untuk seorang wanita adalah di pelukan seorang laki-laki yang ia cintai apa itu benar?" tanyaku "kurasa,itu benar terimakasih sayang" ucapnya.Aku hanya tersenyum. "Aku punya sesuatu untukmu" ucapku sambil mengeluarkan sepasang burung merpati yang terbuat dari logam halus yang sangat indah "apa ini" tanyanya "ini adalah sepasang burung merpati, masing-masing kita pegang satu,karena pernah ada seseorang yang bilang padaku : merpati adalah lambang rasa kasih sayang dan cinta, ayo ambilah" "aku akan menjaga merpati ini untukmu" jawabnya sambil mengambil merpati itu.Aku hanya tersenyum dan kembali memeluknya. Setelah kejadian itu semuanya berubah seketika, kini hidupku yang biasa-biasa saja kini berubah menjadi luar biasa,Itu karena kehadiran seserorang yang sangat aku cintai,Sinka Juliani ya itulah namanya. Kini banyak sekali siswa-siswi yang telah menjadi teman dekatnya bukan hanya aku Kini Sinka juga sudah menjadi sahabat dari yupi,Via,ve,dan juga Nadila. "Seneng rasanya kalau sahabat gue udah senyum lagi haha" ucap egi dan teman- temanku yang lainnya.Aku hanya tersenyum melihat canda'an teman-temanku.Dan dari kejauhan aku melihat seorang wanita yang sangat cantik dia berlari dari kejauhan ke arahku,semakin lama-semakin mendekat,dan mendekat dan kini dia benar- benar ada di hadapanku tersenyum melihatku DIA ADALAH Sinka Juliani....kekasihku...THE END

Pengirim :
Author By : @FFirdaus_23
Twitter Anda : @FFirdaus_23
Judul Cerpen Anda : Dia adalah
Inspiration By : Sinka juliani
Kategori Cerpen :Romantis



Tag :

Cerpen JKT48

Cerpen Sinka Juliani 

Cerpen Sinka JKT48

Cerpen JKT48 Terbaru

Unknown

I'm just newbie pentester and linux enthusiast

No comments :

Post a Comment

Leave a Comment...

Powered by Blogger.

About Us