Prinsip Cinta Abadi
"Misi mba , boleh lewat ?"
"Eh iya mas silahkan" Stella kembali memakai kacamata hitamnya dan earphone .
"Maaf mba sebelumnya , boleh tau namanya ?"
"Hehe , nama gue Stella , lo ?"
"Gue ? nama gue Angga , salam kenal, ya mbak Stella,"
"Ohh Angga , udah santai aja gak usah pake mas mba kok,"
"Iya Stel , lo mau ke Bali juga ?"
"Iya lah kan ini satu pesawat" Aku lupa kalo kita sedang naik pesawat yang sama , cinta memang buta dan membutakan. Walaupun, ini masih terlalu awal untuk menyebut ini cinta, tapi aku ingin percaya.
"Stel , gue boleh minta nomer lo gak ? siapa tau nanti kita di Bali bisa jalan bareng gitu"
"Oh iya boleh kok"
"Nih ketik ya" Aku pun memberikan hpku kepada Stella. Tiba – tiba pramugari berbicara lewat pengeras suara pesawat…..
"Kepada para penumpang , diharap segera bersiap – siap untuk segera turun dari pesawat"
DEG
"Eh…. Stel… Tunggu….. lo… lo….. belom…. " Stella pun seketika berdiri dari kursi dan pergi bergegas untuk mengambil tasnya di bagasi pesawat dan tentu saja dia belum selesai menuliskan nomor hpnya.
"0…8….7….1….4…5…..5…3…7 terus…. terus lanjutnya apa lagi ? ah ada 3 nomor yang kosong ! sial !" Aku sedang tidak beruntung hari itu. Yasudahlah mau diapakan lagi , kalau sudah jodoh tidak akan kemana kok.
***
"Ohh , jadi gitu ceritanya ? hmm emang Stella secantik apa sih sampe lo ngejar – ngejar dia gitu , padahal kan lo juga baru ketemu di pesawat kemarin" Tanya Yoga , teman akrabku yang tinggal di Bali , kebetulan aku ke Bali bukan karena keinginanku tapi karena Yoga akan menraktirku jalan – jalan.
"Dia tuh orangnya modis dan stylist , tinggi , cantik , putih , rambutnya panjang , wah pokoknya gak bisa di ungkapin pake kata – kata dehitu orang bikin gue suka sama dia , apalagi kemaren dia duduk sebelah gue di pesawat ."
"Sekarang, lo dapet nomer hpnya gak ? percuma dong kalo lo gak nanya , sekali seumur hidup bro siapa tau lo cuma bisa ketemu dia sekali"
"Udah sih yog , tapi…. kurang 3 nomer , waktu itu dia buru buru jadi gak nerusin nomor hpnya"
"Gimana kalo…. kita coba aja nelfon nomernya acak , gimana ? mau di coba ?"
"Serius lo ? ah gue gak mau mempermalukan diri gue sendiri"
"Tapi… daripada harus ngelewatin orang kaya Stella yang kata lo cantik dan stylist itu ? Gimana ?"
"Ohh…. hmm… ok tapi pake nomer lo ya ?"
"Iyaelah dasar gak modal !"
Rencana gila yang dirancang oleh Yoga itu pun akhirnya dilakukan juga , dari mulai tersambung ke tukang jualan bakso depan gang , tukang parkir , koki di restoran , hotel , sampai ke pengacara. Hingga akhirnya keajaiban pun muncul secara tiba tiba
"Sekarang telpon yang nomernya berapa lagi ?"
"Yang belakangnya 232 gimana ?"
"Boleh deh udah gaspol lanjut"
"Hmm… halo ? betul ini nomornya Stella ?"
"Ya betul , ini siapa ya ?"
Ternyata semesta mempersatukan kita kembali , terimakasih semesta.
"Ini bener Stella ? Ini gue Angga yang kemarin satu pesawat sama lo itu loh"
"Ohh Angga ya , ada apa nelpon ?"
"Enggak gak apa apa kok cuma mau ngasih tau nomor gue aja kok Stel"
"Ohh gitu ok ok sip"
"Iya makasih ya stel bye."
Pada hari itu juga akhirnya aku berhasil mendapat nomor Stella secara ajaib , suara stella bisa dibilang sangat lucu dan tegas , aku hanya bisa senyum – senyum saja setelah menelpon Stella saat itu . Entah mengapa semenjak aku mendapatkan nomor handphone Stella , perasaanku menjadi lega . "Akhirnya gue dapet nomernya dia juga!" , aku simpan nomornya dengan nama yang lumayan unik dan bisa dibilang , ehem . Alay. "Si Cantik Stella"
"Alay banget lo ngasih nama dia di phonebook lo kaya gitu , si cantik. hahaha kaya pembantu pembantu yang lagi pdkt sama abang becak itu"
"Heh , terserah gue lah kan yang nulis juga gue , biar gak ketuker yang mana Stella cakep yang mana KW , nama Stella kan gak cuma satu bro hahaha"
"Iya deh apa kata lu aja ngga"
***
Tak terasa sudah hari ke 3 aku berada di Bali , dan aku sama sekali belum menelpon Stella lagi sejak saat itu , aku tidak terlalu memikirkannya dan menikmati masa masa liburan(ditraktir) dengan sahabatku Yoga, dari pergi ke Ubud , Pantai Kuta , hingga ke Nusa Dua . Tidak ada habisnya , berkeliling kota Bali dengan sahabatku . "Ah mumpung gratis ini kemana aja hayo!" . Aku sangat cinta gratisan ,andaikan semuanya bisa serba gratis.
"Eh ngga , kita udah sampai nih di Kuta Square , terserah lo mau ngapain , gue tunggu di Cafe sini ya gue mau ada urusan sama temen gue dulu"
"Iye iye sip , kaya gue anak kecil aja , tenang gue gak bakal diculik hahaha" jawabku santai.
"Iya yaudah sono dah sono"
Akhirnya aku berpisah dengan Yoga , dan mulai berjalan – jalan ke beberapa toko "Surfing" di daerah ini , tibalah aku di suatu toko yang kelihatan besar dan aku pun menaiki satu lift untuk pergi ke lantai 2 dimana barang yang aku inginkan berada. tiba – tiba ada sesosok perempuan tinggi berkulit putih yang memakai kacamata , sepertinya aku mengenalinya.
"Eh ehem, Stella ya ?"
"Iya betul , emm Angga ya ?"
"Iya hehe gak nyangka bisa ketemu lo disini Stel!"
"Hahahah iya gue juga gak nyangka , kemana aja lo ? kok gak nelfon lagi ? haha" Wah Stella menanyakanku , aku mencoba untuk tidak ge-er terlebih dahulu dan bersikap sedikit cool seperti iklan iklan susu yang bisa membuat pria berotot.
"Hehehe , gue ya gue menikmati indahnya Bali aja stel jadi lupa lupa dikit lah hahaha"
Ditengah pembicaraan kami , tiba – tiba lampu lift mulai meredup sesaat dan berkedip – kedip . layar penunjuk lantai lift berada pun tiba tiba mati . Perasaanku tidak enak.
"Wah ngga , ini kenapa liftnya kok kaya mau mati ya ?"
"Iya , kayaknya ada masalah nih lift"
"Gue….. takut ngga"
"Udah tenang aja take it easy aja , kita tinggal pencet tombol disitu kalo ada apa – apa , tenang gue udah pernah kok kaya gini" Kebetulan aku sering menjadi korban terjebak di lift .
"Gue takut ngga , takut kenapa – kenapa"
"Udah tenang aja stel tenang ya" Aku mencoba menenangkan Stella yang terlihat ketakutan saat itu , sangat terlihat dari raut wajahnya yang mulai memucat .Stella tiba – tiba memegang tanganku dengan sangat erat . Saat itu kita berdua benar – benar dalam keadaan panik , aku bahkan tidak memikirkan hal – hal yang berbau pdkt lagi .
"Stel lo gak apa apa ? lo makin pucet , ini gue ada minum , lo minum ya takutnya lo dehidrasi nanti" Tak terasa kita sudah hampir 30 menit terjebak di dalam lift itu .
"Gapapa ? nanti lo gimana ?"
"Udah ,tenang aja yang penting lo nya gapapa , gue gampang kok"
"I…Iya , makasih ya ngga"
Apes , lift yang kita naiki itu ternyata tiba – tiba macet. Menurut operator lift yang menjawab panggilan darurat dari kami dia akan segera datang dalam 15 menit kedepan . Kami diharapkan untuk tenang . Bagaiman bisa tenang ? 15 menit bukan waktu yang cepat disaat seperti ini. Stella sedikit tertidur di pundakku , acara cuci mata ini pun berubah seketika menjadi mimpi buruk saat itu juga, aku tak kuasa melihat Stella yang ketakutan ,aku tidak ingin dia kenapa – kenapa. Setelah 15 menit berlalu akhirnya seorang operator lift tersebut datang dan menyelamatkan kami , untunglah Stella masih sadar dan tidak ada hal buruk yang terjadi kepada Stella .
"Makasih ya ngga buat hari ini lo udah jagain gue , makasih banyak. lo gak apa apa kan ?"
"Iya sama sama stel , udah gapapa kok tenang"
"Makasih ya bye!"
"Eh… tunggu ! emm besok lo mau kemana ?"
"Belom bikin rencana sih , emangnya kenapa ?"
"Besok , jalan yuk ke pantai hmm di Pantai Kuta ya jam 5 , biar sekalian liat sunset"
"Wah boleh tuh ! kebetulan gue juga pengen liat sunset, yaudah sampai ketemu besok ya!"
"Iya siap stel !"
***
Tepat pukul 5 sore aku berada di pantai kuta ditemani dengan satu buah es kelapa , aku memandang ke arah laut sembari menunggu Stella yang berjanji akan datang . Dari kejauhan terlihat Stella yang sedang jalan , penampilannya persis seperti turis turis mancanegara ,gayanya betul betul seperti yang ada di tv tv itu. Ah aku makin terkesima dengan dia.
"Udah lama nunggunya ngga ?"
"Ohh belum kok baru 15 menit hehe"
"Ohh ok , eh itu liat deh mataharinya udah mulai tenggelam , bagus ya"
"Iya bagus ya stel"
"Gue sempat berfikir kalo matahari itu baik ya mau bagi bagi waktu sama bulan , matahari menyinari kita dari pagi hingga sore , dan malamnya digantikan oleh terangnya sinar bulan bersama bintang – bintangnya di langit"
"Iya sama kaya lo yang menyinari gue , bedanya lo gak mau ganti ganti" Mengapa kata – kata gombal ala acara televisi itu bisa keluar dari mulutku.
"Ah gombal lo ! , yakin gue doang yang nyinarin ?"
"Hehehehe iya kok"
"Eh stel gue mau nanya sesuatu deh"
"Mau nanya apa ?"
"Emangnya lo nanti kalo udah lulus nih cita cita lo jadi apa stel ?"
"Gue ? gue mau jadi sutradara yang terkenal , kalo lo sendiri ?"
"ohh kalo gue ? gue masih belum ada kepikiran mau jadi apa nantinya , tapi pengennya sih jadi dokter"
"Ohh baguslah kalo gitu , semoga kita sukses ya nanti."
"Semangat !!!"
Ditemani cahaya rembulan yang bersinar dimalam hari dan juga deburan ombak yang mengikis karang di pantai , kami saling mengobrol di pinggir pantai . Mulai dari obrolan sehari – hari sampai yang membawa ke masa depan. Stella memang orang yang sangat optimis dan dewasa. Beda denganku yang setiap hari kerjanya hanya bersantai – santai dan memandangi photonya di layar handphone. Ya, ini juga mumpung aku sedang di Bali sih, aku berani untuk mengajak Stella ke pantai.
"Stel , lo kan cantik , baik , kurang apa ? masa gak punya pacar sih" Godaku.
"Hehehe , aku lagi gak suka sama siapa – siapa ngga , lagian aku juga gak mau pacaran sampai nanti kuliah. mau fokus belajar dulu kan kalo pacaran nanti jadi gak fokus." Wah Stella benar – benar tipikal orang yang "rajin belajar" , beda denganku yang membuka buku saja sudah untung.
"Ohh gitu , yaudahlah semangat ya !!"
"Iya lo juga ya !!!"
***
Hari ini adalah hari terakhirku di Bali , ah rasanya tidak ingin pulang ke Jakarta dan kembali menjalani rutinitasku yang tiada habisnya . Tapi mau apa lagi , memang aku sudah pesan tiket untuk hari ini.
"Hati – hati ya ngga , semoga lo bisa ketemu Stella lagi di Jakarta"
"Amin!!!! semoga deh , makasih ya yog udah nraktir gue di Bali hahaha"
"Iya siap !"
Perjalanan 1 jam 45 menit menuju Jakarta pun terasa sangat singkat , ah pada akhirnya aku harus kembali menjalan keseharianku sehari – hari karena bisa dibilang liburan tinggal beberapa jam lagi akan segera berakhir , kembali menjalani kegiatan bangun pagi , masuk kuliah , nongkrong , tidur dan seterusnya . Semoga saja nanti semesta mempertemukan aku dan Stella kembali. Semoga.
"Loh, Angga?" terdengar sebuah suara yang selalu kukenal di kupingku. Aku menoleh dan ternyata,
"Stella? Lo di pesawat ini juga?" tanyaku.
"Ya iyalah, gue di pesawat ini juga. Kalau nggak, ya gue nggak akan ada disini dong," lanjut Stella sambil tertawa. "Soalnya, liburan gue juga udah selesai, gue harus ngelanjutin kuliah lagi."
Ternyata, liburan dia dan aku juga sama-sama sudah berakhir. Wah, aku tidak tahu harus bilang apa kecuali kalau ini jodoh. Hahaha. Sepanjang perjalanan, aku mengobrol seru dengan Stella, hingga akhirnya di suatu kesempatan, aku memutuskan untuk mengutarakan perasaanku yang sebenarnya ke Stella. Lebih baik aku mengetahui perasaannya yang sebenarnya daripada aku harus memendam terus seumur hidup.
"Kita telah mendarat di bandara Soekarno Hatta, terima kasih atas kepercayaan anda terbang bersama kami. Selamat jalan."
Suara di PA pesawat mengagetkan aku karena tidak terasa kami sudah mendarat di Jakarta.
"Eh, ngga. Gue duluan ya!" kata Stella. Oh, tidak, kejadian ini sama seperti saat aku bertemu dengannya pertama kali. Aku tidak boleh seperti waktu itu lagi.
"Stel, Stella!"
"Misi, mas. Saya mau ambil bagasi saya dulu."
Seorang bapak menghalangi jalan keluarku. Aku yang pasrah akhirnya duduk di kursiku sambil berharap Stella belum pergi terlalu jauh.
Akhirnya aku bisa keluar dari pesawat dan mengambil bagasiku yang langsung keluar. Aku merasa sekarang semesta sedang membantuku untuk mendapatkan Stella. Aku berlari keluar, dan mencari Stella.
"Kemana dia? Hmm, semoga saja aku punya kesempatan untuk bertemu lagi dengannya."
Aku memanggil taksi yang berada di samping bandara. Aku memasukkan bagasiku dan akhirnya taksiku berjalan. Terlintas di benakku untuk menelpon Stella, memintanya untuk bertemu dengannya suatu hari nanti untuk mengutarakan perasaanku. Baru saja aku mengambil HP, tiba-tiba datang sebuah SMS dari Stella.
Hon, kamu dimana? Aku udh landing nih. Jemput aku kan?
Tunggu, 'hon'? Bukannya Stella bilang…? Aku melihat nomor yang mengirim SMS itu, 'Si Cantik Stella', nama yang kuberikan untuk nomornya. Terus kenapa dia…? Aku masih belum bisa menangkap apa yang dikirim Stella. Tiba-tiba Stella menelponku.
"Halo, Stel?"
"Eh, sori, ngga. Tadi gue salah kirim SMS."
Baru saja aku mau menjawab, lewatlah sebuah mobil. Meskipun tidak terlalu terlihat, dari balik kacanya aku bisa melihat seorang gadis yang sedang menelpon bersama dengan seorang laki-laki berbadan besar tinggi yang berkacamata. Aku penasaran…
"Nggak apa-apa, kok. Tadi sebenernya lo mau SMS siapa? Sampe salah kirim begitu. Hahahaha."
Raut muka si gadis di mobil itu berubah. Aku langsung yakin kalau itu adalah Stella yang menelponku. Berarti, SMS itu…dan laki-laki di mobil itu.
"Ngga?" tanyanya lagi di seberang telpon.
"Stella, sebenernya gue ngga tahu apa lo berkata yang sebenernya waktu kita berdua ada di pantai. Karena sekarang ini, gue lagi ragu. Gue nggak pernah merasa seragu ini di hidup gue. Gue harap gue salah, tapi kalo emang itu bener…Heh, goodbye, and thanks for our time together. Salam juga buat pacar kamu itu."
Stella terkejut dan dia melihat ke arah taksiku. Aku menutup telponku dan taksiku menyusul mobil pacarnya. Aku tidak habis pikir ternyata Stella yang terlihat baik memiliki rahasia besar di dalam dirinya ditutupi oleh selimut kebohongan , yang bahkan bisa membuat aku percaya dengan kebohongannya . Tidak semua orang baik dapat dikatakan baik , banyak yang masih asik memakai topengnya , takut untuk menguak kebenaran , dan Stella salah satunya , dia tidak dapat membuka rahasianya dan memakai topeng setiap saat , dia tidak bisa menjaga prinsipnya , prinsip yang dia deklarasikan kepadaku yang disaksikan oleh deburan ombak , bintang , dan juga bulan di langit Pantai Kuta.
Bersama dengan kenangan-kenangan yang kami buat berdua, aku hapus juga nomornya dari HPku, berharap kalau kejadian ini tidak akan pernah aku ingat-ingat lagi. Kini aku hanya bisa terpaku memandangi prinsip dan kepercayaan yang dia hancurkan , Prinsip Cinta Abadi.
-TAMAT-
Pengirim :
Author By : Hesti Sekar Kinasih
Twitter Anda : @hesss_kin
Judul Cerpen Anda : Prinsip Cinta Abadi
Inspiration By : Stella Cornelia ( @stella_scw )
Kategori Cerpen :Sedih
Tag:
No comments :
Post a Comment
Leave a Comment...