Kumpulan Cerpen dan Fanfict dari fans Fans JKT48 @story_48

Tetap Mencintaimu


Tetap Mencintaimu

Inspiration By : Devi Kinal Putri

Selalu teringat dibenakku

kejadian dua minggu yang lalu.

Teringat akan senyuman tulus gadis

itu juga kedua mata indahnya yang

kugambarkan mirip dengan bulan

terang di malam hari. Saat nyaris

saja sebuah mobil menabrak gadis

itu, dengan sigapnya aku menolong

gadis yang tidak kuketahui namanya

itu bak seorang pahlawan. Kejadian

itu benar-benar membuatku gelisah

sekarang. Ditambah pancaran sinar

dari wajah cantik gadis itu yang

membuatku tambah tak karuan.

Bahkan hingga saat ini, aku masih

saja terus gelisah memikirkan gadis

cantik itu. Hingga saat ini, saat

sesuatu yang tidak terduga datang

lagi kepadaku..

Kupotret bangunan-bangunan

di Kota Tua sore itu, semua orang

yang lewat, para pedangang yang

menanti pembeli datang. Hingga

sesuatu yang tidak terduga itu

terjadi. Diantara banyak orang-

orang lewat sambil tertawa ria, aku

melihat sosok wajah yang familiar.

Ya, gadis itu. Gadis yang kutolong

dua minggu lalu. Dia juga sedang asik

mengabadikan kejadian-kejadian

menarik di Kota Tua sore itu.

Kemudian terukir sebuah senyuman

dibibirku, dan aku pun berlari

menghampiri gadis itu.

"Hey!" sapaku. Gadis itu

menoleh sambil tersenyum indah

dengan tampang agak sedikit bingung

dan ragu.

"Dua minggu lalu, kita

ketemu saat kamu mau ketabrak

mobil. Udah inget sama aku?"

tanyaku menjawab tanda tanya

dipikiran gadis itu. Gadis itu

kemudian tertawa sambil

menganggukkan kepalanya.

"So, kamu seneng photograph

juga, nal?" tanyaku setelah kami

berkenalan dan aku tau nama gadis

itu adalah kinal.

"Iya. Dari SMA aku udah

suka photograph. Seneng aja gitu

bisa ngabadiin hal-hal menarik yang

kadang nggak kita sadarin"

jawabnya sambil tersenyum lembut

ditambah sebuah lesung pipi di pipi

kanannya.

Aku mengangguk. "Emm, kapan-

kapan boleh kali hunting bareng.

Hehe" ucapku basa-basi.

"Oh, boleh-boleh!

Secepatnya deh direncanain

tempatnya, soalnya baru-baru ini

aku juga ada rencana mau hunting

gitu deh" jawabnya bersemangat.

"Oke deh, pasti diusahain

cepet cari tempat huntingnya, nal"

sahutku sambil mengedipkan satu

mata kearahnya. kinal tertawa

kemudian dia memotret seorang ibu

yang sedang menggandeng kedua

anak kembarnya.

"Mau es krim?" tanyaku

lagi. kinal mengangguk.

***

Semakin lama, semakin dekat

aku dengan kinal. Takdir memang

tidak kemana, pertemuanku dengan

kinal benar-benar takdir yang indah.

Apalagi setelah kita berdua hunting

bersama di sebuah wisata air terjun

di Jawa Tengah, kita berdua menjadi

semakin akrab lagi. Kita berdua

sudah saling berbuka cerita satu

sama lain. Berbagi inspirasi, cerita,

pengalaman, trik-trik memotret

yang baik dan lainnya. Sampai

kuketahui ternyata kedua orangtua

kinal telah lama meninggal dan

sekarang dia tinggal bersama

tantenya dengan hidup yang

sederhana. Kenang-kenangan dari

kedua orangtuanya hanya sebuah

kamera yang sekarang selalu berada

disisinya juga keinginan

orangtuanya yang selalu ada

dipikiran kinal. Mereka ingin sekali

kinal menjadi photografer handal,

terkenal dan bisa melanjutkan studi

di Paris.

" Mereka mau banget aku

bisa ke Paris, menjadi seorang

mahasiswi dan seorang photografer

yang handal, Nara. Jika suatu saat

aku bisa memamerkan hasil foto-

fotoku di Paris, mereka pasti akan

bangga banget punya anak kayak

aku. Makanya itu, sampe sakarang,

aku terus berlatih jadi photografer

yang handal supaya bisa dapet

beasiswa ke Paris dari kampusku. I

ever fail, but I always try it again

and again ", jelas kinal saat

berbicara tentang keinginan

orangtuanya

Dari situ aku mengerti,

bahwa kinal adalah seorang

perempuan yang pantang menyerah

demi keinginan orang yang

disayanginya.

Lima bulan telah berlalu

dengan begitu cepat. Kedekatanku

dengan kinal semakin menjadi.

Kehandalan kinal dalam memotret

suatu objek juga semakin mantap.

Aku optimis, jika dia bisa

mendapatkan beasiswa itu. Dengan

berjalannya waktu dan kedekatan

ini, timbul perasaan sayangku

padanya yang lebih mendalam dari

sebelum-sebelumnya. Aku semakin

ingin menjaga kinal sepenuh hatiku.

Aku ingin sekali melindunginya dari

apapun. Aku ingin selalu ada

disampingnya selalu. Menemani

harinya. Tapi, aku masih belum

berani mengungkapkan perasaan

sayang ini padanya. Mungkin aku

memang cowok pengecut yang takut

ditolak cintanya dengan kinal jika

aku mengungkapkan isi hatiku yang

sebenarnya. Tapi, aku memang

benar-benar takut. Sampai saat ini

kinal tidak pernah memperhatikanku

sampai sedetail mungkin. Dia hanya

memerhatikanku sebagai temannya,

menurutku. Sampai malam itu, saat

aku mengajaknya ke Puncak, malam

yang sangat istimewa bagiku..

"Nara, kamu nggak mau

ngomong sesuatu sama aku?" tanya

Kinal tiba-tiba.

seketika aku bingung

menatap Kinal. Tapi Kinal membalas

tatapan bingung itu dengan

senyuman dan sebuah lesung pipi

khasnya.

"Emm, berbulan-bulan kita

dekat, apa kamu nggak ngerasa

sesuatu yang berubah dari hati

kamu?" tanya Kinal lagi sambil

memandang licik kearahku.

Aku hanya menaikkan satu

alisku keatas, bingung.

"Oke, bukannya aku

kepedean sih, but I think.. you like

me", ucapan singkat yang keluar dari

mulut Kinal itu telah membuat

sekujur tubuhku gemetaran.

Aku rasa darahku berhenti

mengalir. Kemudian aku menarik

nafas dalam-dalam dan membuangnya

secara perlahan hingga tiga kali,

baru kemudian kujawab ucapan Kinal

tadi. "No I'm not. I don't like you,

but I love you, Kinal" jawabku

kemudian.

Kinal terlihat kaget

sejenak, dan kemudian dia

tersenyum indah sekali padaku. "Dari

pertama insiden itu terjadi, aku

udah tertarik sama kamu. Tadinya

aku berpikir mustahil akan bertemu

kamu lagi tapi ternyata takdir

berkata lain. Kita berdua

dipertemukan kembali di sebuah

tempat indah dan saat suasana

romantis tercipta. Sampai akhirnya

kita semakin dekat dan semakin lama

perasaan sayang itu terbentuk di

hatiku untuk kamu, Kinal" ucapku.

Tiba-tiba Kinal memelukku dengan

erat, aku merasa bahuku basah.

Kinal menangis. "I love you

too, Nara" ucapnya disela-sela isak

tangisnya. Senyumku berkembang

sambil membalas pelukan Kinal.

Malam itu dirumah Kinal

sangat ramai. Bertahun-tahun Kinal

menginginkan dan akhirnya hari itu

juga dia telah mendapatkannya.

Malam itu juga genap hubungan kami

yang setahun. "Thanks for Allah

SWT, yang telah memberikan kasih

sayangnya padaku, thanks for my

friends, my belove's aunt and thanks

for my beloved, yang telah hadir

disini. Aku mendapatkan beasiswa ini

nggak luput dari peranan dan support

dari kalian semua. Bertahun-tahun

aku mengejarnya, ternyata

pengejaran itu berakhir disini.

Ditahun ke-6 kedua orangtuaku

meninggal. Setelah nanti aku berada

di paris, aku nggak akan pernah

mengecewakan kalian semua

terutama Tante Mira dan keluarga

yang telah ngerawat aku setelah

kepergian kedua orangtuaku. Aku

benar-benar berterima kasih atas

apa yang telah kalian lakukan

padaku" ucap Kinal panjang lebar

dihari kebahagiaannya malam itu.

Pelukan dan ciuman hangat

serta tangis haru beradu menjadi

satu dimalam bahagia itu. Aku yakin,

kedua orangtua Kinal juga pasti

merasakan kebahagiaan di Surga

sana.

Setelah lama berbincang,

kemudian Kinal pamit permisi sambil

mengajakku keluar rumah. Kinal

memelukku kemudian mencium pipiku.

Dikeluarkannya tiket pesawat

keberangkatan menuju Paris besok

dari dalam saku bajunya.

"See it, Honey" ucapnya

sambil tersenyum padaku. "Happy

anniversary one year, Nara"

ucapnya lagi sambil meneteskan air

mata.

"Kenapa?" tanyaku sambil

menghapus air matanya.

"Walau nanti kita nggak

ketemu, kita berbeda tempat,

berbeda pijakan bumi dan hamparan

langit, kita akan tetap saling

mencintai kan? Kamu nggak akan

ninggalin aku kan? Hati kita akan

terus bersatu kan?" tanya Kinal

semakin terisak.

Aku tersenyum, "aku cinta

sama kamu selama-lamanya, Kinal.

Aku akan terus dan akan tetap

mencintaimu sampai nanti kita akan

kembali pada Tuhan.

"Only dead is over our". "I

wish, We can meet again and stay at

the romantic place in this world,

French. Paris. And at the heaven if

we die" ucap Kinal sambil terus

menangis.

"Kita pasti akan bertemu di

kota romastis sedunia ini, Paris dan

di Surga jika kita mati nanti"

sahutku mengikuti ucapan Kinal.

Aku memeluk Kinal dan

menciumi keningnya. Walau berat

melepasnya, tapi aku rela demi

kebahagiaannya... mungkin...

Acara di rumah Kinal selesai

sekitar pukul 01.00. semua teman-

temannya sudah pulang dan aku pun

pamit pulang pada Kinal dan keluarga

Tantenya. Saat setengah

perjalanan, tiba-tiba handphoneku

bergetar. Kupinggirkan mobil di bahu

jalan yang lumayan sepi itu.

"Iya, Tante, ada ap..?"

ucapanku terputus. Bulu kudukku

berdiri, aku merasa jantungku akan

berhenti saat itu juga. Apa ini? apa

yang baru kudengar ini?!

handphoneku terjatuh. Aku

memandang kosong kearah jalanan

yang sepi. Semua badanku kaku dan

gemetaran. Ini pasti mimpi! Just

dream! Just shit dream!!. Suara

Tante Mira masih bisa kudengar

saking sepinya jalanan itu.

" Hallooo?! Nara?!

Kamu dengar kan? Kinal kecelakaan!

Kamu harus cepat ke rumah sakit! ".

We can meet again and stay

at the romantic place in this world,

French. Paris. And at the heaven if

we die ". Teringat ucapan Kinal yang

masih terdengar jelas ditelingaku.

Ternyata pelabuhan terakhir

memanglah Surga bukan kota

romantis sedunia seperti Paris. Kelu

lidah ini melihat gadis bergaun putih,

bersarung tangan putih dengan

tataan rambut yang indah dan wajah

yang cantik tertidur pulas disebuah

peti yang berbalut kain putih dengan

banyak bunga di dalamnya. Kota

Paris, hanyalah sebuah kota megah

yang hanya dapat dia impikan tanpa

bisa diraihnya.

Setelah kamu pergi, Kinal

berlari mengejar mobilmu dan

meneriaki namamu, Nara. Hingga

tanpa aba-aba, terdengar decitan

rem yang sangat nyaring dari sebuah

mobil sedan. Dan tanpa bisa

dihentikan lagi, badan logam mobil

itu telah beradu dengan tulang yang

berbalut daging milik Kinal hingga dia

terpental jauh. Tante nggak kuat,

Nara, kenapa Tante harus

menyaksikan sendiri peristiwa itu?

Menyaksikan sendiri keponakan yang

sangat tante banggakan akhirnya

harus merelakan semua impiannya

sia-sia ", ucapan Tante Mira tadi

membuat tangisku semakin menjadi.

Semua teman

menyemangatiku. " Yang kami

temukan, sebuah tiket menuju Paris

dan sebuah foto ini ", ucapan

Inspektur polisi malam itu, membuat

aku mengeluarkan foto yang terkena

bercak darah dari dalam kantong

plastik. Foto mesra kami berdua.

Foto cantik Kinal dengan

senyumannya yang selalu tulus dan

kedua matanya yang indah. Sama

persis ketika aku pertama kali

melihatnya dulu. Tapi sekarang

senyuman itu akan pudar selamanya

dan kedua mata itu akan tertutup

tidak akan pernah terbuka lagi. Maaf

jika kali ini aku tidak bisa

menolongmu, Kinal. Ku relakan

engkau Kinal, walau berat bagiku

melepasmu kembali ke Sisi Allah SWT.

Aku disini TETAP MENCINTAIMU Kinal.







END

Pengirim :
Author By : Febri Hutomo
Twitter Anda : @Febri_United
Judul Cerpen Anda : Tetap Mencintaimu
Inspiration By : Devi Kinal Putri
Kategori Cerpen :Sedih


Tag:

Cerpen Kinal JKT48

Cerpen Devi Kinal Putri

Cerpen Kinal JKT48 Terbaru

Unknown

I'm just newbie pentester and linux enthusiast

No comments :

Post a Comment

Leave a Comment...

Powered by Blogger.

About Us