Kumpulan Cerpen dan Fanfict dari fans Fans JKT48 @story_48

untuknya

Untuknya

( Karya : Ivan Zidane Maulana )



Ini adalah cerita tentangku yang mungkin takan pernah terlupakan. Namaku Nicky Putra, sekarang duduk di salah satu SMA di Jakarta. Setiap hari aku berangkat dan pulang menggunakan sepeda yang kuperoleh sebagai hadiah yang dipersembahkan dari ortuku untuk diriku karena sudah menjadi juara kelas. Pada suatu sore, seketika aku pulang setelah selesai les. Aku melihat sekeluarga sedang membereskan barang-barang bawaannya. Ternyata setelah ku tanya-tanya, keluarga tersebut adalah pindahan dari Bandung yang letak rumahnya tidak jauh dari rumahku. Seketika diriku terpanah kepada sesosok gadis dengan badan lumayan tinggi, berkulit putih, dengan rambut lurusnya dan menjuntai sampai pinggang. Beberapa detik ku memperhatikannya, ternyata dia cantik juga. Seketika diriku teringat akan pesan ibuku, aku pun bersegera pulang kerumah.

Keesokan harinya, aku terlambat bangun untuk pergi sekolah. Aku bersegera mandi dan mempersiapkan buku-buku pelajaran apa saja yang harus aku bawa.

Aku :"Mah, aku berangkat ya!"

Mamah :"Nggak sarapan dulu?"

Aku :"Ngak, udah kesiangan nih!"

Mamah :"Oh ya sudah, hati-hati di jalan ya!"

Aku :"Ya" jawabku singkat.

Aku pun bergegas mengayuh sepedaku dengan cepat. Sesampainya di sekolah aku langsung menaruh sepedaku di parkiran. "Wah hampir saja aku terlambat masuk kelas. Soalnya pelajaran pertama hari ini adalah pelajaran Pak Sutomo yang mengajar matematika dengan cara mengajarnya lumayan galak" gerutuku. Selang beberapa menit bel tanda masuk pun berbunyi. Kemudian aku segera duduk di bangku dan menunggu Pak Sutomo masuk. Namun kali ini berbeda dia masuk dengan seorang gadis yang ternyata gadis tersebut adalah gadis yang kutemui kemarin sore. Kemudian dia diperintahkan oleh Pak Sutomo untuk memperkenalkan diri, dia pun segera memperkenalkan dirinya.

Ara :"Hai.. namaku Azalia Azzahra panggil saja aku Ara, senang berkenalan dengan kalian".

Kami :"Haii Ara!!" jawab kami serentak.

Dia segera duduk tepat didepan bangkuku. Ketika dia ingin duduk dia pun sempat menaruh senyum manis kepadaku dan aku membalas senyumnya. Selama pelajaran matematika aku hanya terfokus melihatnya dari belakang dengan senyuman manis nan menggoda. Tak kusadari semakin kupandangi dia, semakin aku terpanah akan kecantikannya sampai-sampai aku tidak mendengar ketika aku dipanggil oleh Pak Sutomo. Kemudian Pak Sutomo membentakku dan aku pun terkejut akannya. "karna dia sangat cantik pak !!!" kataku, "ha..ha..ha.." dengan serentak satu kelas menertawakanku yang salah tingkah. Aku pun sangat malu pada saat itu. Tak lama kemudian bel tanda istirahat pun berbunyi, dan aku berniat untuk mengajak Ara untuk makan di kantin.

Aku :"Hey Ara, kenalin nama aku Nicky" ucapku yang sambil mendekatinya duduk di bangkunya sendirian.

Ara :"Hai Nicky, seneng bisa kenal kamu" jawabnya.

Aku :"Emm... kita makan di kantin yuk!!" ajakku.

Ara :"Ayo deh, kebetulan aku juga udah laper" lanjutnya.

Kami berdua pergi menuju kantin. Sesampainya di kantin kami memesan makanan di sana dan sambil menikmati pesanan kami, aku dan Ara sempat berbincang-bincang yang diselingi dengan canda tawa. Tidak terasa waktu istirahat pun telah habis dan kami segera berangkat menuju ruang kelas untuk mengikuti pelajaran. Detik demi detik kulewati bersamanya di sekolah. Walaupun kami barusaja kenal tetapi terlihat sudah seperti teman dekat. Tak selang beberapa lama kemudian, bel tanda pulang pun berbunyi. Kemudian aku segera menuju parkiran untuk mengambil sepedaku. Setibanya ku didepan gerbang sekolah aku melihat Ara sedang menunggu jemputannya. Aku pun memberanikan diri untuk mendekatinya dan bertanya kepadanya.

Aku :"Hey, belum pulang?" tanyaku.

Ara :"Iya nih lagi nunggu sopirku kataa sih mau jemput aku" jawabnya.

Aku :"Oh, bagaimana kalau kita pulang bareng" tawaranku.

Ara :"Ga usah nanti aku malah ngerepotin kamu".

Aku :"Ga ko aku malah seneng bisa bareng sama kamu,ayo naik!"

Ara :"Emm...ya udah deh" jawabnya sambil naik ke belakang sepedaku.

Aku :"Pegangan ya!"

Kami pun pulang bersama menuju rumah. Selama dalam perjalanan aku sempat bertanya-tanya tentangnya, kenapa ia dan keluarganya pindah ke Jakarta. Ternyata alasan mereka pindah adalah karena pekerjaan ayahnya. Selama perbicangan kami itu, aku merasa jadi lebih dekat dengannya.

Aku :"Udah sampai nih" ungkapku.

Ara :"Makasih ya udah nganterin aku, mau mampir dulu?" tawarnya.

Aku :"Ya sama-sama, mungkin kapan-kapan deh aku mampir ke rumah kamu. Emm, Ara nanti besok kamu mau ga berangkat sekolah bareng aku?" tanyaku.

Ara :"Emm.. gimana ya? Ga ngerepotin nih?"

Aku :"Ga ko, ok jam berapa nih aku jemput kamu?" lanjutku.

Ara :"Ok deh aku mau,jemput aku jam 06.15 ya" pintanya.

Aku :"Ya udah" sambil meninggalkannya.

Keesokan harinya, aku bersegera bangun pagi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Setelah sarapan, aku langsung pamitan kepada ortuku.

Aku :"Mah, yah aku berangkat ya" kataku.

Mamah :"Ya, hati-hati ya" jawab mamahku. Aku pun langsung pergi mengambil sepedaku di garasi dan kukayuh pedal sepedaku dengan penuh semangat. Setibanya di rumah Ara, aku melihat dia sudah menungguku di depan teras rumahnya. Dia terlihat begitu cantik dengan tambahan pita yang di jepitkan di kepalanya.

Aku :"Hey udah siap?" tanyaku sambil perlahan menghampirinya.

Ara :"Udah nih, langsung berangkat yuk!" jawabnya.

Aku :"Ayo cepet naik" lanjutku. Dia langsung naik ke belakang sepedaku dan berpegangan ke pundakku. Kukayuh pedal sepedaku dengan kencang sehingga membuat dia berpegangan erat ke pinggangku.

Ara :"Jangan cepat-cepat dong, akunya takut nih" teriaknya sambil berpegengan erat pada ku. Aku segera memperlambat laju sepedaku.

Aku :"Kan biar cepet sampe ke sekolah" jawabku.

Ara :"Ya tapi kan kalo terlalu cepen akunya jadi takut" lanjutnya.

Aku :"Ya deh ya.." jawabku balik.

Sesampainya kami di sekolah aku segera menaruh sepedaku di tempat parkiran dan ketika aku menoleh ke balakang, Ara sungguh sangat cantik.

Aku :"Ara kamu cantik banget hari ini" kataku yang membuat pipinya memerah dan menambah kecantikannya.

Ara :"Ih kamu bisa aja" jawabnya sambil mencubit pinggangku.

Ara :"Aduh sakit Ra" kataku. Ara pun menjawab dengan kata-kata manj.

Ara :"Abis kamu sih..", belum selesai melanjutkan kata-katanya ia segera berlari menuju kelas dan meninggalkan ku sendirian di parkiran dan kemudian aku mengejarnya sampai kelas. Waktu-waktu di sekolah bersamanya terlewati dengan penuh canda tawa serta senyuman manis darinya. Ketika bel tanda istirahat berbunyi, aku mengajaknya untuk makan di kantin, dan kembali terulang senyuman dari bibir tipisnya yang sungguh manis terlihat. Banyak hal yang ku lewati bersamanya di sekolah, dan tak terasa bel tanda pulang pun berbunyi dan aku segera mendekatinya yang sedang duduk di bangkunya. Ruangan kelas sudah sepi dan tinggal hanya aku dan Ara yang ada di sana. Lantas aku memberanikan diri untuk mendekatinya dan menawarkan sesuatu.

Aku :"Ara... hari ini kita pulang bareng lagi yuk!" ajakku.

Ara :"Emm ga ah" jawabnya singkat.

Setelah aku mendengar jawaban darinya aku merasa tak tentu arah dan menundukkan kepalaku.

Ara :"Iya.. iya aku cuma becanda ko" kata-katanya mengagetkanku.

Aku :"Yang benar?" jawabku.

Ara :"Iya!!" jawabnya kembali singkat.

Kami segera pergi menuju ke parkiran untuk mengambil sepedaku. Aku ingin menunjukkan sesuatu kepadanya.

Aku :"Ara hari ini kita jangan langsung pulang kerumah ya!"

Ara :"Emang kenapa?" jawabnya.

Aku :"Aku mau nunjukin sesuatu ke kamu" lanjutku.

Ara :"Apa itu?" jawabnya singkat dan penuh dengan raut wajah yang penasaran.

Aku :"Udah liat aja nanti".

Aku segera mengayuh pedal sepedaku ke suatu tempat yang indah yang ingin aku tunjukkan kepadanya yaitu sebuah danau yang sering akun kunjungi selesai pulang sekolah. Sesampainya kami di danau aku melihat wajahnya yang berseri-seri ketika melihat danau yang telah aku tunjukkan.

Ara :"Nick...Nicky... sini!" panggilnya padaku.

Aku :"Iya ada apa Ra?" jawabku sambil perlahan mendekatinya.

Ara :"lihat, indah banget ya".

Aku :"Iya, kamu senengkan aku bawa kesini?" tanyaku.

Ara :"Seneng banget, lain kali ajak akun kesini lagi ya!" pintanya padaku.

Aku :"Ara, aku mau nunjukin lagi nih sesuatu yang labih indah" kata ku.

Ara :"Apa itu Nick?" jawabnya dengan punuh penasaran.

Aku :"liat aja nanti" lanjutku.

Setelah kami bermain-main di tepi sungai ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 05.30 dan aku bersegera mengajak Ara ke suatu tempat untuk melihat sesuatu yang aku janjikan tadi. "Hey.. ayo kesini" ajakku dan dia bersegera menghampiriku serta duduk di samping kananku.

Aku mengajaknya untuk melihat matahari terbenam ternyata dia sangat menikmati pemandangan indah tersebut, dan kembali terlihat senyuman manisnya yang sangat aku sukai.

Aku :"Kamu seneng?" tanyaku.

Ara :"Ya, aku seneng banget. Makasih ya udah ngajak aku ketempat ini" jawabnya.

Aku :"Syukur deh, kalo kamu seneng aku juga ikut seneng".

Tak kusangka dia merebahkan kepelanya ke pundakku dan itu membuat hatiku terasa damai. Waktu berlalu begitu cepat dan aku mengajaknya untuk pulang ke rumah. Dia pun mengiyakan ajakanku walau terlihat dari wajahnya sepertinya ia sangat ingin lebih lama lagi berdua denganku di danau.

Pada malam harinya aku sangat ingin pergi ke rumahnya, tetapi ada sedikit hal yang mengganjal. Tiba-tiba dadaku terasa sesak dan kepalaku menjadi pusing sehingga aku membatalkan niatku untuk mengunjungi rumah Ara dan lebih memilih untuk istirahat di kamar. Keesokan harinya, aku pergi ke sekolah dan sengaja tidak ke rumah Ara terlebih dahulu untuk mengajaknya kesekolah bersama.

Sesampainya di sekolah aku segera menuju kelas dan ternyata Ara sudah duluan sampai sekolah mungkin dia diantar oleh supirnya, sehingga lebih cepat sampai. Tak lama pelajaran pun dimulai dan tak terasa bel tand istirahat pun berbunyi dan entah kenapa tiba-tiba kepalaku kembali pusing dan kali ini terasa lebih pusing dari yang semalam kualami. Sehingga aku berlari menuju toilet untuk membasuh muka. Ketika aku keluar dari toilet tanpa sengaja aku menabrak Ara yang sedang membawa buku-bukunya.

Aku :"Aduh... maaf aku nggak sengaja soalnya aku buru-buru tadi" kataku.

Ara :"Iya gak apa-apa ko" balasnya. Akupun membantunya merapikan kembali buku-buku yang telah jatuh akibat kutabrak tadi.

Seketika keluar cairan merah dari hidungku dan dia melihatku dengan hidung yang berdarah.

Ara :"Nicky hidungmu kenapa?" tanyanya.

Aku :"Oh ini, udah gak apa-apa ini Cuma mimisan doang ko" jawabku.

Dia pun mengambil tisu yang ada di dalam sakunya dan mengusapkannya ke hidungku. Aku segera menghentikan tangannya yang sedang mengusap cairan merah itu.

Aku :"Sudah biar aku saja, lebih baik kamu bawa buku-bukumu itu" pintaku, mungkin agak kasar kedengarannya. Selepas dari toilet, aku langsung balik ke kelas dan kutemui Ara sedang sendirian. Sepertinya dia sedang ada masalah, kemudian aku menghampirinya.

Aku :"Kamu sedang apa sendirian di kelas?" tanyaku.

Ara ":"Ini aku lagi pusing, banyak banget pekerjaan rumah" jawabnya.

Aku :"Oh.. gitu, boleh aku bantu?" tawarku.

Ara :"Gak usah nanti malah ngerepotin kamu lagi" jawabnya balik.

Aku :"Nggak ko aku malah seneng bisa bantu kamu".

Akupun membantunya untuk mengerjakan pekerjaannya sambil diselingi canda tawa. Sepertinya aku jadi makin sayang sama dia, "apakah ini yang namanya jatuh cinta" gerutuku dalam hati. Kupandangi terus senyuman manis dari bibirnya yang membuatku semakin terpanah. Seketika ia mengagetkanku.

Ara :"Nicky... Nicky" panggilnya

Aku :"Oh, ya ada apa?" jawabku sambil terkejut akannya.

Ara :"Kamu mau gak setelah pulang sekolah ini kita ke danau lagi" katanya

Aku :"Ok deh, demi kamu apa pun aku lakukan." Jawabku, dia hanya membalas dengan senyuman manis kepadaku.

Setelah pelajaran terakhir selesai dan bel tanda pulang pun berbunyi aku dan Ara segera bergegas pergi ke danau dengan menggunakan sepedaku. Sesampainya di danau, lagi-lagi wajahnya yang berseri-seri kembali terulang seperti saat itu. Sekian lama aku bermain dengannya tak terasa ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 05.30 aku pun bersegera ke tempat di mana kami menyaksikan matahari terbenam seperti saat itu. Sungguh indah rasanya menyaksikan matahari terbenam dengan seorang yang aku sayang, mungkin ini waktu yang tepat untukku mencurahkan apa yang aku rasakan saat ini.



Aku :"Ara..?" tanyaku singkat.

Ara :"Ya..?" jawabnya.

Aku :"Aku boleh ngomong sesuatu gak?"

Ara :"Ya boleh lah, emang mau ngomong apa?"

Aku :"Emm... Ara sebenarnya selama ini aku memendam perasaan didalam hati ini dan aku menunggu momen yang tepat untuk mencurahkan itu, mungkin sekaranglah waktu gak jadi pacar aku?" tanyaku padanya dengan penuh gemetar takut jikalau ia menolaknya.

Setelah Ara mendengar perkataanku tadi, dia diam sejenak, terpukau tanpa kata-kata. Selang beberapa detik akhirnya jawaban yang kutunggu-tunggu terucap sudah. "Emm... iya aku mau jadi pacar kamu" jawabnya dengan penuh malu dan pipi yang memerah. Aku pun sangat senang mendengarnya dan memeluknya dengan penuh cinta,"I love you sayang" kata-kata yang telah lama ku simpan untuknya."I love you too" balasnya dengan manja.

Waktu begitu cepat berlalu ketika aku barsamanya, dan aku pun mengajaknya untuk pulang. Malam telah berganti pagi, seperti biasa aku bangun lebih awal kali ini, karan aku akan berangkat sekolah dengannya. Setelah diriku selesai berpakaian dan sarapan aku segera menjemput sang bidadariku. Setibanya aku di rumah Ara, ternyata dia sudah menungguku dan juga kedua orang tuanya di depan teras rumah.

Ketika kaki kananku menginjak rumahnya aku langsung disambut dengan baik oleh kedua orang tuanya. Kami sempat berbincang-bincang sebentar sambil mengenalkan diriku pada orang tua Ara. Setelah itu kami langsung berpamitan pergi ke sekolah karena waktu sudah semakin siang. Setibanya di sekolah, aku dan Ara langsung menuju ruang kelas. Detik demi detik pun aku lewati bersamanya dengan penuh kemesraan antara kami berdua baik di dalam kelas maupundi luar kelas. Setelah jam pelajaran pertama habis dan ini waktunya untuk istirahat maka aku berniat mengajak dia makan bareng di kantin ternyata dia sangat menikmati makan bareng berdua denganku, terlihat dari raut wajahnya yang terus berseri-seri yang semakin memancarkan kecantikannya. Setelah makanan kami habis, aku mengajaknya kembali ke kelas. "sayang kita balik ke kelas yuk, bentar lagi mau masuk nih" ajak ku. Dia hanya membalasnya dengan senyuman manis yang diarahkan kepada ku. Kami pun segera makuk kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasanya. Waktu begitu cepat berlalu dan akhirnya bel tanda pulang pun berbunyi. Aku dan Ara segera meninggalkan ruang kelas serta menujun keparkiran untuk mengambil sepedaku dan pulang bersama, tetapi sesampainya di depan gerbang sekolah, ternyata sopir pribadinya sudah menunggu.



Ara :"Sayang maaf ya hari ini aku gak bisa pulang bareng kamu" dengan penuh kecewa dia mengucapkannya.

Aku :"Ya sudah gak apa-apa lain kali saja. Cepat geh masuk mobil sopir kamu udah nunggu tuh" lanjutku.

Ara :"Ya udah aku pergi dulu ya, sayang hati-hati di jalan" dia pun pergi sambil mengecup keningku dan aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman.

Kali ini aku pulang sendiri tanpa ada bidadariku yang biasanya berada di belakang sepedaku, tapi tak apalah. Sesampainya aku di rumah dan belum sempat aku mengganti seragam sekolah, aku mendapat kabar bahwa Ara mengalami kecelakaan dan harus dilarikan ke rumah sakit. Aku segera berlari menuju rumah sakit dimana Ara dirawat. Sesampainya aku dirumah sakit yang dituju, aku langsung menanyakan kepada suster yang ada disana.

Aku :"Sus, kamar yang merawat pasien dengan nama Azalia Azzahra di mana sus?" tanyaku dengan gelisah.

Suster :"Sebentar ya, saya periksa dulu, oh dia dirawat di kamar no. 205 lantai dua" jawab suster.

Aku :"Terima kasih sus" balasku dan langsung menuju kamar yang dituju. Sesampainya aku didepan ruangan yang aku tuju, aku telah melihat kedua orang tuanya Ara sudah berada didepan ruangan tersebut menunggu dengan gelisah.

Aku :"Om, tante bagaimana keadaan Ara?" tanyaku.

Mama Ara :"belum ada kepastian nak, sekarang kami sedang menunggu dokter yang menangani Ara keluar, sambil terus berdo'a semoga Ara gak apa-apa, kamu bantu tante sama om do'ain Ara ya"

Aku :"Ya tante, Nicky pasti do'ain Ara, karna Nicky sayang banget sama dia" jawabku. Tak beberapa lama kemudian dokter yang menangani Ara pun keluar.

Dokter :"Saya ingin bicara dengan keluarga Ara" katanya sambil melangkah keluar.

Mama Ara :"Kami disini Dok. Bagaimana keadaan anak kami?"

Dokter :"Akibat kecelakaan mobil itu, mungkin kepala dia terbentur dengan keras, sehingga ia tak sadarkan diri sampai sekarang. Dan efek dari itu Ara bisa saja mengalami gegar otak atau kebutaan" jawab dokter menakutkan kami semua yang sedang berada di sana saat itu.

Ortu Ara :"Apakah bisa dicegah Dok?"

Dokter :"Saya akan berusaha sebisa saya. Besok saya akan periksa lebih lanjut" jawab dokter.

Hari ini terasa tak seperti biasanya. Di sekolah tanpa kehadirannya, tiada senyuman yang biasa kulihat setiap hari, terasa beda ketika dia tak ada disampingku. Selesai sekolah aku bersegera menuju ke rumah sakit untuk menjenguk Ara. Setibanya aku di rumah sakit dan langsung pergi menuju ruang di mana Ara di rawat. Aku terkujut ketika melihat kedua matanya ditutupi oleh benda berwarna putih dan halus. Dia merasa kegelapan dan ia dak dapat melihat kembali dunia. "Mah, Pah kenapa gelap sekali" ucapnya dengan penuh rasa takut. "Kami di sini Nak" jawab kedua orang tuanya sambil memeluk erat tubuh Ara. Aku hanya bisa menangis melihat kejadian itu. Sekian lama aku melihatnya menangis dan terus menangis. Akhirnya ia pun tenang dan tertidur. Ketika orang tua Ara pergi pulang mereka memberi pesan padaku, "Nicky, tante sama om mau pulang sebentar, kamu jagain Ara ya!" pinta mereka. "Ya tante, Om aku pasti jagain Ara" jawabku. Ketika aku melihatnya tertidur, air mata ini tak bisa kupendam dan tak lama kemudian dia pun terbangun dari tidurnya.



Ara : "Mah, Pah?" katanya.

Aku :"Ya sayang ini aku, aku ada di sini untukmu" Jawabku sambil menahan air mata.

Ara :"Sayang, sayang aku sekarang buta, aku gak bisa lagi ngeliat kamu sayang" jawabnya sambil tangannya mencari-cariku dan mengeluarkan air mata.

Aku :"Iya sayang, kamu tenang aja ya, aku akan selalu ada disamping mu, menjagamu bidadariku. Aku akan menjadi matamu untuk saat ini sayang" lanjutku sambil memeluk tubuhnya dan mencium keningnya. Kubuat ia kembali tenang dan selang beberapa menit aku membiarkannya tertidur di pelukanku. Aku sangat sedih melihat dia seperti ini, sungguh tak bisa kupercaya. Dia mendapatkan cobaan yang begitu berat dan aku hanya bisa menangis melihat keadaannya saat ini.

Aku pun menginap di rumah sakit untuk menemaninya dan karena itulah untuk hari ini aku izin tidak sekolah. Pagi telah tiba seketika tanganku serasa ada yang mencengkram dengan kuat. Ketika kubuka kelopak mataku, aku melihat ternyata Ara sudah terbangun lebih awal.

Aku :"Eh sayang, kamu udah bangun" kataku.

Ara :"Em sayang aku ingin pulang" pintanya padaku.

Aku :"Sayang belum boleh pulang, sayang masih herus dirawat di sini"

Ara :"Gak mau, pokoknya aku mau pulang" pintanya kembali dengan paksa.

Aku :"Iya deh iya nanti siang kita pulang ya" jawabku.

Ara :"Bener ya !" lirihnya.

Aku :"Iya sayang" jawabku.

Akupun keluar untuk meminta persetujuan dokter dan menghubungi kedua orang tuanya untuk meminta agar Ara segera pulang. Siang harinya aku segera membenahi barang-barang dan membawa Ara pulang. Ketika sampai rumah ternyata yang ada di rumah hanyalah terdapat pembatunya saja.

Aku :"Sayang kita sudah sampe nih di rumah kamu" sambil membawa Ara kekamarnya.

Ara :" Iya.." jawabnya singkat.

Aku :"Sayang istirahat di sini ya, jangan banyak beraktivitas. Sayang masih belum sehat total" pintaku padanya.

Ara :"Iya sayang, sayang jangan tinggalin aku ya, aku takut" katanya sambil memegang tanganku dengan kuat.

Aku :"Iya sayang, aku akan tetap di sini menemanimu dan menjagamu apa pun yang terjadi" jawabku sambil memegang kembali tangannya dan mencoba menenangkannya.

Keesokan harinya dan kebetulan hari ini adalah hari minggu dan aku berniat untuk mengajak Ara jalan-jalan. Waktu menunjukkan pukul 07.30. Akupun segera pergi ke rumah Ara.

Aku :"Assalamuallaikum".

Mama Ara :"Waallaikumsalam, eh kamu Nick ayo masuk Ara sedang ada di kamar tuh, temenin geh" jawab mama Ara.

Aku :"Iya tante" lanjutku dan menyusul Ara yang sedang ada dikamar. Setibanya aku di kamar Ara, dia sedang duduk diam entah apa yang sedang dia pikirkan, aku pun perlahan-lahan menghampirinya.

Aku :"Pagi cantik, lagi apa sih?" tanyaku.

Ara :"Eh sayang, kamu ko ada di sini? Sebenarnya aku lagi mikirin kamu tau" jawabnya.

Aku :"Oh mikirin aku, sama dong dari tadi aku juga mikirin kamu, makanya aku ke sini" lanjutku nsambil memeluknya dari belakang.

Ara :"Emmhh...."

Aku :"Sayang kita jalan-jalan yuk!" ajakku.

Ara :"Kemana?" tanyanya kembali padaku.

Aku :"Ke suatu tempat yang dulu kita pernah ke sana" tempat yang aku maksud adalah danau itu.

Ara :"Oh ke danau ya? Tapi aku gak bisa ngeliat sayang, bagaimana aku bisa nikmatin kembali keindahan di sana?" tanyanya kembali yang sedikit membingungkanku.

Aku :"Gak apa-apa sayang, kan ada aku yang akan menjadi matamu untuk saat ini, jadi jangan khawatir ya!"

Ara :"Ya udah deh, lagian aku juga udah kangen pergi ke danau sama kamu lagi"

Aku :"Ya udah yuk kita berangkat sekarang".

Aku bersegera pergi menuju danau bersamanya. Sesampainya aku di danau, kubawa iya ke suatu tempat yang teduh agar ia tak kepanasan.

Aku :"Sayang duduk di sini aja ya."

Ara :"Oh, ya sayang" jawabnya.

Detik demi detik kulewati bersamanya di danau sambil merasakan sejuknya angin yang menghembus tubuhku dan Ara. Tanpa kusadari cairan merah itu kembali keluar dari dalam hidungku. Entah kenapa setiap kali cairan itu keluar maka pada saat itulah kepalaku terasa menjadi pusing. "Apa artinya ini tuhan" gerutuku dalam hati. Tak lama kemudian Ara terbangun dari tidurnya yang telah lama tertidur di pelukanku.

Aku :"Eh sayang kamu udah bangun" tanyaku.

Ara :"Sayang sekarang udah jam berapa?" tanyanya balik.

Aku :"Udah jam 05.00, emang kenapa yang?".

Ara :"Aku ingin merasakan indahnya matahari terbenam lagi sama kamu agar seperti dulu, bolehkan yang?" tanyanya padaku.

Aku :"Ya boleh dong sayang, emang apa sih yang gak buat bidadariku ini? Aku akan lakuin apa saja yang penting kamu senang" lanjutku. Aku pun merebahkan kepalanya ke pundakku dan menyaksikan perlahan-lahan mentari mulai terbenam.

Aku :"Yang matahari mulai terbenam tuh. Indah banget apa lagi ngeliatnya sambil bareng kamu" kataku sambil meliriknya. Tiba-tiba air mata mengalir dipipinya.

Ara :"Sayang kamu ko nangis?" tanyaku sambil menghapus air mata yang mengalir di pipinya dengan lembut.

Ara :"Gak kenapa-kenapa kok yang. Sayang aku pengen pulang pintanya padaku.

Aku :"Iya sayang ayo kita pulang" lanjutku.

Aku pun segera membawanya pulang ke rumah dikarenakan waktu juga sudah terlalu sore. Ketika malam harinya aku berniat untuk berkunjung ke rumah Ara karena aku tak bisa lama-lama jauh darinya. Setibanya di rumah Ara, aku melihat mama nya sedang duduk di depan teras rumah.

Aku :"Tante Aranya ada?" sapaku.

Mama Ara :"Eh kamu Nick, tuh Aranya sedang ada di kamar, temanin geh" jawab mama Ara dengan lembut kepadaku. Aku pun segera menemui Ara yang sedang ada di kamarnya. Setibanya aku di kamar Ara, aku pun melihat dia sedang duduk entah apa yang sedang ia pikirkan. Aku pun segera mendekatinya perlahan.

Aku :"Sayang kamu sedang apa, dari tadi diem terus?" tanyaku sambil melangkah mendekatinya perlahan-lahan.

Ara :"Eh kamu Yang aku cuma lagi nikmatin angin malam aja" jawabnya.

Aku :"Oh, sayang kamu tau gak malam ini bintang bersinar indah banget loh".

Ara :"Iya sayang, andai saja aku bisa melihat bintang bersamamu malam ini, mungkin itu terasa indah" lanjutnya.

Aku :"Sekarang juga sudah terasa sangat indah ko yang" balasku serta memeluk dan mencium keningnya. Dia hanya membalasnya dengan senyuman manis.

Ara :"Sayang apakah kamu masih cinta padaku?" katanya yang sempat mengagetkan ku.

Aku :"Ya masih lah yang" jawabku.

Ara :"Apakah kamu gak malu punya pacar yang buta seperti aku?".

Aku :"Untuk apa harus malu, aku mencintaimu tulus di lubuk hatiku tanpa memandang kekuranganmu sayang. Emang kenapa sayang kamu kok tiba-tiba nanya kayak gitu ke aku?".

Ara :"gak kenapa-napa kok Yang, aku cuma pengen tau aja apakah cintamu itu masih setulus seperti dulu?" lanjutnya.

Aku :"Ya masih dong yang" jawabku.

Detik demi detik aku leawti malam ini bersamanya dan menyaksikan ia tertidur di pelukanku. Kemudian aku pun memindahkannya ke tempat tidur dan menyelimutinya agar tak kedinginan. Serasa menenangkan hati ketika aku melihatnya tertidur lelap, "mimpi indah ya yang, I Love you" kataku sambil mencium keningnya dan pergi keluar kamar serta bersegera pamitan untuk pulang. Ketika dalam perjalanan pulang tiba-tiba kepalaku kembali terasa pusing dan lagi-lagi keluar cairan merah dari dalam hidungku. Entah apa yang terjadi semalam ketika aku terbangun dari tidurku ternyata aku tebangun di rumah sakit dan kedua orang tuaku telah duduk di sampingku.

Aku :"Mah, Yah aku kenapa kok tiba-tiba aku berada di sini?" tanyaku.

Mamah :"Kamu semalam setelah dari rumah Ara, kamu ditemuin pingsan di tengah jalan dan langsung dibawa ke rumah sakit" jawab mamahku. Aku pun hanya terdiam setelah mendengar apa kata mamahku. "Ya tuhan apakah waktuku ini tidak lama lagi?" gerutuku dalam hati. Aku pun termenung sejenak dan memutuskan untuk istirahat. Terbangunnya aku dari tidur, aku teringat Ara sehingga aku putuskan untuk menemuinya walaupun keadaanku ini kurang meyakinkan. Setibanya di rumah Ara, kulihat dia sedang duduk manis di depan teras rumahnya.

Aku :"Sayang kamu lagi apa sih, duduk aja sendirian di sini?" kataku sambil mendekatinya perlahan.

Ara :"Emm aku lagi mikirin kamu sayang. Kamu dari mana aja sih dari tadi pagi loh aku nungguin kamu" jawabnya.

Aku :"Oh, aku tadi lagi ada sesuatu hal sayang yang gak bisa aku tinggalin, maap ya sayang" lanjutku sambil berlutut di hapannya dan menggenggam tangannya yang dingin.

Ara :"Iya sayang" jawabnya dengan lirih.

Aku :"Sekali lagi aku minta maap ya sayang, aku sudang bohong sama kamu, itu semua kulakukan agar kau tak sedih, aku gak mau kamu tau akan sakit yang kuderita selama ini" kataku dalam hati sambil memeluknya.

Aku :"Sayang mungkin beberapa hari ini aku gak bisa nemenin kamu" kataku.

Ara :"kenapa yang?" jawabnya.

Aku :"Emm soalnya aku lagi ada kegiatan sekolah yang gak bisa aku lewatin, maaf ya yang" kataku dengan berbohong kepadanya.

Ara :"Oh, ya udah kalau gitu. Sukses ya dengan agendanya" jawabnya yang penuh dengan kelembutan. Aku pun memeluk dia dengan erat dan mungkin ini adalah pelukan terakhir yang kuberikan padanya.

Mama Ara :"Eh ada nak Nicky, kenapa di luar ngobrolnya? Ayo masuk di dalam aja" kata yang muncul tiba-tiba dari mamanya Ara.

Aku :"Eh Tante, ya Tan" jawabku sambil membawa Ara masuk ke dalam rumah. Kami pun berbincang banyak pada saat itu, hingga tiba saatnya aku membicarakan sakit ku ini kepada mama Ara tanpa sepengetahuan Ara. Aku menitipkan sebuah surat yang kutulis untuk Ara kepada mamanya Ara.

Aku :"Tante aku ada sesuatu untuk ara, dan tolong berikan padanya ketika ia dapat melihat kembali" kataku sambil memberikan surat itu kepada mamanya Ara.

Mama Ara :"Oh baiklah akan tante sampaikan".

Aku :"Terima kasih tante, oh ya aku pamit pulang dulu ya tan." Kataku.

Mama Ara :"Ya sudah hati-hati ya" jawabnya. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman. Lima hari sudah terleawatkan setelah itu, dan yang kini aku hanya bisa terbaring di atas kasur. Aku sangat merindukannya, sangat merindukan senyuman yang tak pernah terhilang dari pikiranku. Tapi apa boleh buat aku hanya bisa berbaring disini dan hanya bisa membayangkan dia. Tiba-tiba aku merasakan kepalaku terasa amat sangat pusing dan kembali darah keluar dari dalam hidungku, ketika itu pula suster yang biasa merawatku masuk ke ruangan dimana aku dirawat, suster tersebut pun langsung memanggil dokter ketika melihat keadaanku yang seperti ini. "Ya tuhan apakah waktuku ini sudah tidak lama lagi" gerutuku dalam hati.

Ortu Ara :"Nak mama sama papa ada kabar baik".

Ara :"Kabar baik apa ma, pa?" jawabnya sambil terkejut dengan apa yang telah orang tuanya katakan.

Ortu Ara :"Kamu hari ini akan dapat melihat lagi".

Ara :"Hah yang bener Ma, Pa. Emang siapa yang donorin matanya untuk aku?" tanyanya.

Ortu Ara :"Udah itu nanti aja yang penting sekarang kita pergi ke rumah sakit ya buat operasi mata kamu, mama sama papa udah siapin dokternya dari kemaren" jawab mamanya Ara.

Ara :"Ya udah deh Ara juga udah gak sabar lagi pengen bisa melihat kembali, setelah operasi selesai Ara pengen nunjukin ke Nicky bahwa Ara bisa melihat lagi" katanya.

Ortu Ara :"Iya...Iya..."

Mereka segera menuju rumah sakit dan pada hari itu juga melakukan operasi. Beberapa jam sudah Ara menjalankan operasi dan akhirnya berjalan dengan sukses. Ketika perban yang menutup mata Ara dilepas oleh dokter pada saat itu juga Ara dapat melihat kembali.

Ara :"Ma, Pa aku bisa melihat lagi" katanya dengan penuh kegembiraan.

Ortu Ara :"Iya nak mama sama papa juga seneng bisa ngelihat kamu bisa melihat lagi" jawab kedua orang tuanya yang sambil memeluk Ara

Ara :"Oh iya Ma, Pa Nicky mana Ko dia gak dateng ke sini?" tanyanya.

Mama Ara :"Emm nak setelah mama ngasih ini kamu jangan sedih ya, itu pesan Nicky ke mama" jawab mama Ara.

Ara :" Emang ada apa sih ma? Emang Nicky kasih apa ke mama?" katanya dengan penuh penasaran.

Mama Ara :"Ini nak Nicky nitipin ini ke mama, katanya kasih ini setelah kamu bisa melihat kembali dan sekarang lah waktunya. Kamu baca sendiri ya" jawab mamanya sambil memberikan surat itu.

"Sayang, kamu baik-baik ya di sana, maap jika apa yang selama ini aku kasih ke kamu itu kurang membuatmu bahagia. Apa yang kamu inginkan gak bisa aku kabulkan. Aku memang kurang sempurna untukmu tapi aku akan melakukan apa pun sehingga kamu bahagia. Sayang kamu adalah hal terindah yang tuhan berikan di saat-saat terakhirku ini. Sayang aku akan selalu ada di sampingmu, menemanimu disaat kau sendiri, I Love You Sayang Now and Forever" Ara membaca surat yang kutulis untuknya dan membuat air matanya berlinang.



Pengirim :
Author By : ivan zidane
Twitter Anda : @ivanzidane72
Judul Cerpen Anda : untuknya
Inspiration By : teman
Kategori Cerpen :Sedih

Gambar Untuk Cerpen Anda

Unknown

I'm just newbie pentester and linux enthusiast

No comments :

Post a Comment

Leave a Comment...

Powered by Blogger.

About Us